Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kejamnya China, Wanita Uighur Dipaksa Aborsi atau Sterilisasi, Tujuannya untuk Tekan Populasi

China memaksa perempuan suku Uighur untuk melaporkan kehamilan, memaksa penggunaan alat KB seperti IUD, sterilisasi, bahkan pengguguran kandungan.

Editor: CandraDani
PETER PARKS/AFP/GETTY VIA BBC.COM
Sekelompok orang Uighur menghalau polisi dalam aksi protes di Provinsi Xinjiang, China. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemerintah China dilaporkan mengambil tindakan keras untuk mengurangi pertumbuhan penduduk suku Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Caranya dengan membatasi jumlah kelahiran, dan menganjurkan penduduk suku mayoritas Han memiliki anak lebih banyak.

Hasil dari penyelidikan kantor berita Associated Press (AP), dengan mengkaji data dari pemerintah China dan mewawancarai lebih dari 30 orang dari suku Uighur, menunjukkan kebijakan yang dilakukan tampaknya dilakukan secara sistematis.

Sebelumnya sudah diberitakan adanya perempuan dari suku Uighur yang berbicara mengenai program pembatasan kelahiran yang harus mereka lakukan.

Program yang sudah berlangsung selama empat tahun terakhir di kawasan Xinjiang, menurut beberapa pakar adalah bentuk "pembantaian secara demografi".

Donald Trump Tandatangani Undang-undang Yang Berisi Sanksi Bagi China atas Pelanggaran HAM di Uighur

Data dan wawancara yang dilakukan menunjukkan pihak berwenang berulang kali memaksa perempuan suku Uighur untuk melaporkan kehamilan, memaksa penggunaan alat KB seperti IUD, strelisasi, bahkan pengguguran kandungan.

Jumlah mereka yang dipaksa menjalankan program ini diperkirakan ratusan ribu orang.

"Ratusan ribu mungkin perkiraan yang sedikit, karena ada 15 juta warga keturunan minoritas di Xinjiang," kata peneliti asal Jerman Adrian Zenz, yang melakukan penelitian dan diterbitkan lembaga 'James Foundation' di Washington, pekan ini.

Tindakan seperti penahanan di penjara dan kamp, seperti di Artux ini menjadi hukuman bagi yang memiliki anak terlalu banyak.AP/NG HAN GUAN Tindakan seperti penahanan di penjara dan kamp, seperti di Artux ini menjadi hukuman bagi yang memiliki anak terlalu banyak.

Pemaksaan sterilisasi

Penggunaan alat KB, seperti IUD maupun sterilisasi, sebenarnya menurun secara nasional di China, namun di Xinjiang malah meningkat.

Usaha membatasi pertambahan penduduk didukung pula dengan adanya penahanan massal, yang keduanya digunakan sebagai ancaman dan hukuman bagi yang tidak mematuhi aturan. 

"Pada dasarnya ini adalah penahanan sebuah kelompok etnik terbesar sejak Holocaust (penahanan yang dilakukan Jerman terhadap warga Yahudi semasa Perang Dunia kedua)," kata Zenz kepada ABC.

Menurut AP, memiliki terlalu banyak anak merupakan salah satu alasan warga Uighur dikirim ke pusat penahanan.

Keluarga yang memiliki tiga anak atau lebih dipaksa berpisah, kecuali mereka membayar denda besar.

Polisi melakukan penggerebekan ke rumah-rumah dan telah membuat orang tua khawatir karena petugas mencari anak-anak yang disembunyikan.

Muslim Uighur China yang Bercadar & Berjenggot Dianggap RADIKAL, Terbongkar di Dokumen yang BOCOR

Setelah Gulnar Omirzakh, seorang warga keturunan Kazakhstan memiliki anak ketiga, pemerintah mendesaknya untuk menggunakan IUD.

Bila dia tidak mau melakukannya, dia akan bergabung dengan suami dan jutaan orang lain yang ditahan di kamp penahanan, karena memiliki terlalu banyak anak.

Para warga Uighur duduk di dalam kelas selama tur yang diatur oleh pemerintah China saat mengunjungi Kota Kashgar di Xinjiang.REUTERS/BEN BLANCHARD Para warga Uighur duduk di dalam kelas selama tur yang diatur oleh pemerintah China saat mengunjungi Kota Kashgar di Xinjiang.

"Tuhan menitipkan anak kepada kita. Mencegah seseorang memiliki anak adalah hal yang salah," kata Omirzakh sambil berlinang air mata saat mengenang pemasangan paksa IUD.

"Mereka hendak menghancurkan kami sebagai warga."

Menurut AP, hasil dari kampanye pembatasan kelahiran adalah perasaan tertekan di kalangan warga Uighur mengenai kemungkinan memiliki anak.

Di tahun 2014, hanya sekitar 240 ribu pemasangan IUD di Xinjiang. Di tahun 2018 angka naik sekitar 60 persen, mendekati angka 330 ribu pemasangan IUD. 

Padahal dalam waktu yang bersamaan, penggunaan IUD menurun di China dan banyak perempuan mulai melepaskan IUD.

Menurut data dari pemerintah China, angka kelahiran di dua kawasan utama penduduk Uighur, yakni Hotan dan Kashgar, turun sebesar 60 persen dari tahun 2015 ke tahun 2018.

Di seluruh kawasan Xinjiang, angka kelahiran juga menurun, dari sebelumnya 24 persen di tahun lalu menjadi 4,2 persen secara keseluruhan.

Menurut penelitian Adrian Zenz, dana ratusan juta dolar miliki pemerintah China yang digunakan untuk membatasi kelahiran telah membuat Xinjiang berubah, dari salah satu kawasan dengan pertumbuhan terbesar menjadi salah satu yang paling lambat dalam waktu beberapa tahun saja.

Mereka Sangat Cantik, Deretan Artis Tiongkok Keturunan Asli Uighur, Punya Wajah Khas Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Pompeo dalam pernyataannya mengecam kebijakan tersebut.

"Dunia menerima laporan yang terasa mengganggu hari ini bahwa Partai Komunis China menggunakan sterilisasi paksa, aborsi paksa dan program pembatasan kelahiran paksa terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lain di Xinjiang sebagai bagian dari kampanye penindasan yang terus berlanjut," kata Pompeo.

"Kami menyerukan kepada Partai Komunis China untuk segera menghentikan praktik mengerikan ini dan menyerukan kepada seluruh negara untuk bergabung bersama Amerika Serikat mendesak penghentikan tindakan tidak berperikemanusiaan tersebut."(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tekan Populasi Uighur, China Paksakan Aborsi, Sterilisasi, dan Program KB",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved