Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wacana Belajar Jarak Jauh Permanen Pasca Pandemi oleh Mendikbud Dikritisi,'Lahir Sikap Individualis'

Berdasarkan riset di AS, kata dia, mahasiswa di Negeri Paman Sam tersebut tidak terlalu menyukai pembelajaran jarak jauh.

Editor: CandraDani
Tribunnews/Jeprima
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) perdana dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2019). Raker tersebut beragendakan perkenalan dan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tribunnews/Jeprima 

"Kalau seperti itu yang dimaksudkan dengan hybrid model, maka itu cocok untuk murid-murid SMA yang masa lalu masuk kategori favorit sehingga fasilitas sekolah cukup, fasilitas pribadi (laptop, WIFI) pun ada," kata Darmaningtyas, saat dihubungi secara terpisah, Jumat.

Demi kuliah secara online, mahasiswa di Dusun Salu Lompo Desa Rante Alang, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, terpaksa harus mencari signal jaringan komunikasi internet di puncak gunung dengan menempuh jarak sekitar 7 km setiap harinya, bahkan harus memanjat pohon agar bisa mendapatkan jaringan internet. Rabu (13/05/2020),(Instagram)
Demi kuliah secara online, mahasiswa di Dusun Salu Lompo Desa Rante Alang, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, terpaksa harus mencari signal jaringan komunikasi internet di puncak gunung dengan menempuh jarak sekitar 7 km setiap harinya, bahkan harus memanjat pohon agar bisa mendapatkan jaringan internet. Rabu (13/05/2020),(Instagram) (Instagram via Kompas.com)

"Tapi kalau untuk semua jenjang pendidikan, tentu Mas Nadiem ini tidak mengerti pendidikan," lanjut dia.

Darmaningtyas mengatakan, dunia pendidikan bukan hanya transfer pengetahuan semata, tetapi juga keterampilan dan nilai atau value yang diwujudkan dalam bentuk pendidikan karakter.

Hybrid model, menurut Darmaningtyas, hanya cocok untuk transfer pengetahuan, tetapi tidak cocok untuk transfer keterampilan dan transfer nilai.

"Pendidikan karakter itu bukan hanya pengetahuan saja, tapi teladan perilaku. Gerak tubuh murid saat diterangkan oleh guru, bagaimana cara murid menyapa guru, bergaul dengan sesamanya, pilihan kata-katanya dalam pergaulan. Semua itu dapat dipakai sebagai sarana melihat murid itu memiliki karakter tidak," papar dia.

Relasi sosial ini sangat penting untuk meniti karier maupun usaha setelah tamat dari sekolah.

"Kalau anak-anak sejak kecil sudah dikungkung di rumah dan belajar mandiri, selain akan melahirkan sikap yang individualis, juga akan melahirkan keterasingan di masa mendatang karena anak-anak tidak memiliki relasi sosial yang mereka butuhkan. Inilah sebetulnya bahaya dari pembelajaran jarak jauh secara permanen," kata Darmaningtyas.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menteri Nadiem Wacanakan Belajar Jarak Jauh Permanen Setelah Pandemi Covid-19, Mungkinkah?",

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved