Dikhawatirkan Timbul Klaster Virus Corona Baru, Wacana Bioskop Buka Kembali Sebaiknya Ditunda Saja
Dikhawatirkan pembukaan bioskop akan memunculkan klaster baru. Berbagai aspek lain juga dipertimbangkan, termasuk soal sirkulasi udara dalam gedung.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengakui bukti-bukti penyebaran virus corona melalui udara atau airborne.
WHO resmi mengeluarkan pernyataan bahwa virus ini dapat bertahan dalam ruang tertutup dan dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara.
Sementara, pada 29 Juli 2020, operasional bioskop di Tanah Air akan berjalan kembali.
Izin operasional bioskop ini juga diatur dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Nomor 140 Tahun 2020 yang diteken Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia pada 6 Juli 2020.
SK tersebut menyebutkan, sektor hiburan dan rekreasi yang terdiri dari pemutaran film (bioskop), produksi film, dan penyelenggaraan pertunjukan atau nobar di ruang terbuka boleh beroperasi pada 6-16 Juli 2020.
• Bos Amazon Luar Biasa, Posisi 10 Orang Terkaya Dunia Sudah Berubah, Padahal Baru Paruh Pertama 2020
Dibukanya kembali bioskop itu dengan syarat mengedepankan protokol kesehatan dan menerapkan jarak aman antar penonton.
Dengan perkembangan baru virus corona bisa menyebar dan menular melalui udara, amankah berada di gedung bioskop?
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat, pembukaan bioskop sebaiknya ditunda.
“Menurut saya ditunda dulu saja,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/7/2020).
Dicky khawatir, pembukaan bioskop akan memunculkan klaster baru.
• Yodi Prabowo Editor MetroTV Tewas di Jalan Tol, Ada Luka Tusuk di Dada, Polisi Sita Pisau di Lokasi
Selain itu, negara-negara yang telah sukses mengendalikan pandemi virus corona, menurut dia, juga belum membuka kembali bioskop.
Selain karena belum ada film baru yang dirilis, berbagai aspek lain juga dipertimbangkan, termasuk soal sirkulasi udara dalam gedung.
“Harus dilakukan evaluasi dulu,” ujar Dicky.
Ia mengimbau, perlu dipastian agar sistem sirkulasi dan ventilasi udara dalam gedung bioskop disesuaikan dengan kebutuhan di masa pandemi seperti sekarang.
“Ini menyangkut sistem pengaturan suhu ruangan yang harus memiliki filter HVAC dan bersirkulasi dengan udara luar,” kata dia.
Dicky menilai, pembukaan gedung bioskop dengan hanya mengandalkan protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu, pengunaan masker maupun cuci tangan, tidak cukup.
• PHK Massal di Banten, 25.000 Karyawan Kini Jadi Pengangguran, Sudah 800 Perusahaan Pecat Karyawan
Ia menyarankan, perlunya pemasangan filter udara seperti penggunaan HEPA filters.
“Yang sangat kuat disarankan HEPA filters karena punya MERV ratings, tinggi di antara 17 dan 20,” ujar Dicky.
Dicky menjelaskan, MERV atau minimum efficiency reporting value adalah rating untuk mengukur kemampuan suatu filter dalam menyaring partikel kecil.
MERV ratings sendiri berada dalam skala 1 sampai 20. Ia mengatakan, filters dengan MERV rating tinggi adalah yang terbaik bisa melindungi.
“Artinya Ini harus dievaluasi. Terutama untuk rumah sakit,” kata Dicky.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Potensi Penyebaran Virus Corona di Ruang Tertutup, Amankah di Gedung Bioskop?",