Pandemi Covid-19 Belum Usai, 13 Orang Tewas, 46 Hilang & Ribuan Rumah Rusak Diterjang Banjir Bandang
Hingga saat ini petugas gabungan dari Pemkab, BPBD, Basarnas, PMI, Tim Sar Brimob, TNI dan polisi masih berupaya mengevakuasi warga di daerah tersebut
TRIBUNPEKANBARU.COM - Curah hujan tinggi yang terjadi sejak beberapa minggu terakhir menyebabkan banjir bandang di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (13/7/2020).
Akibat terjangan banjir tersebut, ribuan rumah warga diketahui rusak dan tenggelam.
Dari laporan sementara yang dihimpun Kompas.com pada Selasa (14/7/2020), banjir tersebut juga menyebabkan belasan orang tewas dan puluhan orang hilang.
Hingga saat ini petugas gabungan dari Pemkab, BPBD, Basarnas, PMI, Tim Sar Brimob, TNI dan polisi masih berupaya melakukan evakuasi warga di daerah tersebut.
“Sejak kejadian tadi malam tim sudah turun mengevakuasi dan mendata korban hanya saja kami terkendala dengan jaringan komunikasi, sehingga koordinasi antar tim berjalan apa adanya, selain itu rubuhnya tiang listrik menyebabkan terjadinya pemadaman,” ujar Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Selasa (14/7/2020).
• 2 Orang Petani Tewas Setelah Diserang dan Disengat Ribuan Lebah, Pemerintah Desa Panggil Pawang
• Ratusan ASN dan Pegawai Honorer Pemprov Maluku Positif Covid-19, 71 Orang Dinyatakan Sembuh
Tiga sungai meluap
Lumpur memenuhi jalan utama Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, usai banjir bandang menerjang wilayah ini, Selasa (14/7/2020) dini hari.Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Masamba itu diketahui akibat tiga sungai meluap secara bersamaan seiring dengan tingginya curah hujan.
Tiga sungai itu di antaranya adalah Sungai Rongkong di Sabbang, Sungai Meli di Radda, dan Sungai Masamba di Masamba.
• Bagaimana Nasib Para Pegawai 18 Badan & Lembaga yang Akan Dibubarkan Jokowi?, ini Kata DPR
• Ini 18 Badan yang akan Dibubarkan Jokowi, Satu di Antaranya Badan yang Ia Bentuk Pada 2016 Lalu
“Ketiga sungai ini secara bersamaan debitnya naik sehingga meluap ke pemukiman dan membawa material lumpur, pasir dan kayu. Material kayu yang terbawa air yaitu kayu sudah lapuk dan akar-akarnya sehingga bisa dikatakan bukan karena aktivitas penebangan pohon atau alih fungsi lahan tetapi karena curah hujan yang tinggi terjadi sejak beberapa minggu terakhir,” tutur Indah.
Akibat tingginya lumpur yang merendam di wilayah itu, jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Palopo dan Masamba di Desa Radda, Kecamatan Baebunta hingga saat ini belum bisa dilalui.
13 orang tewas dan 46 orang hilang
Ilustrasi tewasKepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Makassar, Mustari mengatakan, akibat terjangan banjir bandang itu tercatat 13 orang ditemukan dalam kondisi sudah tewas.
Jenazah tersebut saat ini telah dievakuasi petugas ke Rumah sakit Umum Daerah Masamba dan Rumah Sakit Hikmah.
Tak hanya itu, sebanyak 46 orang juga dilaporkan hilang dalam musibah tersebut.
• Danrem 031/Wira Bima Siagakan 1.000 Tentara untuk Tanggulangi Karhutla Riau
• Waspadai Musim Kemarau di Bulan Juli-Agustus, Polres Bengkalis Siapkan Personil untuk Karhutla
"46 orang lainnya dinyatakan hilang masih dalam pencarian oleh tim gabungan,” terangnya dalam rilis yang disampaikan kepada Kompas.com.
Mustari menambahkan, menyikapi musibah itu sebanyak 14 orang tim Basarnas Makassar, 6 orang dari Basarnas Palopo, serta 6 orang dari Basarnas Bone dikerahkan untuk membantu mengevakuasi warga di Masamba.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka di Masamba, 13 Orang Tewas dan 46 Orang Hilang akibat Diterjang Banjir Bandang",
