Bidan Cantik Ini Sering Dibully, Dilempari Batu dan Dihadang Saat Tracing Kontak Fisik Pasien Corona
Meski sudah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap didampingi Bhabinkamtibmas maupun TNI, Dian beberapa kali mendapat adangan sekelompok warga.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pandemi covid-19 ini entah sampai kapan.
Tugas paramedis termasuk bidan desa juga makin berat, terutama memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penanganan virus corona.
Bagaimana suka duka bidan desa?
Menjadi bidan desa sudah dijalani Dian Eka (32) sejak tahun 2011 hingga sekarang.
Pengalaman suka duka selama mengabdi sebagai paramedis menjadi support dan menguatkan dirinya untuk tetap melayani masyarakat dengan sepenuh hati, meski banyak hujatan, cacian, hinaan, teror dan intimidasi, terutama selama pandemi corona ini.
• Tuntunan Pelaksanaan Ibadah Idul Adha dan Pemotongan Hewan Kurban Saat Wabah Covid-19 di Siak
Bahkan bidan desa yang bertugas di Puskesmas I Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal ini pernah diadang oleh sejumlah warga.
Entah apapun alasan mereka, Dian tetap melaksanakan tugas sesuai protokol kesehatan.
Dan itu dia yakini sebagai langkah yang benar meski mendapat banyak rintangan.
Semua dilakukan demi kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Itu prinsip dan sudah menjadi tugasnya.
Dan dia tahu, banyak tenaga paramedis juga mengalami hal demikian, bukan hanya dirinya.
• Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pemda Pelalawan Tak Gelar Pawai Takbir dan Shalat Idul Adha 2020
Meski sudah banyak tenaga medis di Indonesia ini termasuk bidan, berguguran, Dian tidak patah semangat dalam pengabdian.
"Pernah sih saat masa sulit dan banyak rintangan, suami saya menyarankan untuk istirahat dari rutinitas sebagai bidan."
"Dia kasihan dengan yang saya alami."
"Beberapa dari keluarga saya juga menyarankan hal yang sama," tutur Dian ditemui Tribunjateng.com di Puskesmas I Kecamatan Brangsong, Rabu (29/7).
Selama menangani Covid-19 ini, banyak pengalaman menarik mengundang rasa empati dari berbagai pihak.
Mereka berjuang lebih keras dibanding hari-hari sebelumnya.
• Foto Ini Menjadi Bukti Betapa Mengerikannya Virus Corona, Satu Per Satu Tumbang dan Ada yang Tewas
Sebagai bentuk tanggungjawab atas profesi yang dijalankan, Dian pantang mundur.
Beberapa kali ia diperlakukan kurang baik oleh masyarakat.
Mulai dari cacian, hinaan, hadangan, hingga aksi teror ia terima.
Dian bertugas sebagai bidan desa di kecamatan Brangsong.
Jarak rumah ke tempat bertugas sekitar 4 kilometer atau 15 menit ditempuh dengan kendaraan.
Sejak Maret 2020 Dian menjadi bagian dari tenaga paramedis dalam penanganan Covid-19.
Sepanjang 5 bulan tersebut, ia mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman.
Sudah puluhan tracing ia lakukan hingga ke pelosok desa jangkauannya.
• Yakin Virus Corona Hoax, Keluarga Ini Tetap Gelar Perayaan, Hingga 14 Orang Positif dan 1 Meninggal
Meski sudah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap didampingi Bhabinkamtibmas maupun TNI, Dian beberapa kali mendapat adangan sekelompok warga.
Kendaraan dicegat, diteror lewat WA, dilempari batu dan dianggap penyebar kabar hoaks.
Dia tetap tangguh melaksanakan tugas sebagai paramedis.
Sedih, lelah dan tangis tak bisa ditutupi. Sebagai tenaga medis, hal itu dia kesampingkan.
Nomor satu melaksanakan tugas sebaik-baiknya sesuai prosedur.
Dia menganggap, apa yang dialami itu sebagai dampak, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pencegahan virus corona.
"Kami diadang warga, dicegat, diteriaki, dicaci, dibilang kami ini mencari-cari alasan untuk SPJ, cari keuntungan, cari uang, dan lain-lain."
• Sampai Menggemparkan Dunia, Ini Pernyataan Dokter Stella Immanuel Terkait Virus Corona
"Kita tetap sebut hal ini sebagai bagian dari tugas dan tanggungjawab mencegah penularan covid-19," tutur dia.
Dia sendiri juga tak tahu kondisi pandemi ini kapan akan berakhir.
Kata Dian, kebanyakan pasien positif nurut untuk dijemput dan diisolasi tanpa perlawanan.
Keluarga intinya pun rata-rata mendukung kinerja medis, hanya saja beberapa kerabat jauh hingga tetangga sekitar tak mau untuk dilakukan tracing.
Seiring berjalannya waktu, keluarga dan suami tercinta pun mendukung dan menguatkannya.
"Kita tak boleh menyerah."
"Toh ini untuk kebaikan bersama."
• Update Kasus Covid-19 Global Selasa 28 Juli 2020, Total Terinfeksi Virus Corona 16,6 Juta
"Kita harus bekerjasama dengan pemerintah desa, dengan aparat setempat."
"Agar penanganan dan pencegahan bisa maksimal," beber dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bidan Dian Kendal Sering Kena Bully Dilempari Batu Pas Tracing Orang Kontak Fisik Pasien Corona