Di Kampung Ini Warganya Punya Bekas Jahitan di Perut, Ternyata Jual Ginjal demi Beli Rumah
Hidup hanya dengan satu ginjal nyatanya tak mampu membuat mereka kuat untuk berjuang layaknya orang sehat yang normal.
Selain itu mereka juga mengatakan, ginjal yang sudah dipanen akan tumbuh kembali, selama itu mereka bisa hidup dengan satu ginjal saja.
Ini adalah trik yang digunakan para pemanen ginjal di desa Hokse untuk mendapatkan keuntungan dari kenaifan penduduk desa.
"Selama puluhan tahun, orang-orang datang ke kampung sini dan meyakinkan kami untuk menjual ginjal kami, awalnya saya menyatakan tidak," kata Geeta.
Namun keyakinan Geeta akhirnya goyah saat keinginannya untuk mewujudkan rumah impian bagi keluarganya lebih besar.
• Cek Ramalan Zodiak Besok Rabu 5 Agustus 2020: Besok Keberuntungan Akan Menghampiri PISCES
• Maia Estianty Sindir Artis yang Ngaku Sultan: Sultan Benaran Ketawa, di Atas Langit Masih Ada Langit
• UPDATE Kumpulan Bahasa Gaul beserta Artinya: Apa itu Pansos, PAP, Jamet, Bucin dan lainnya
"Aku menginginkan rumahku sendiri, dan sebidang tanah untuh hidup bersama anak-anakku, aku benar-benar membutuhkannya," katanya.
Operasi hanya memakan waktu satu jam, namun korban biasanya akan di rumah sakit selama 3 minggu.
Namun siapa sangka, keputusan warga Hokse menjual ginjal mereka justru menjadi malapetaka di kemudian hari.
Lima tahun lalu tepatnya pada 25 April 2015, sebuah gempa berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang Nepal dengan hebat.
Akibatnya hampir semua rumah di kampung Hokse hancur rata dengan tanah.
Rumah bak istana itu seketika runtuh tanpa meninggalkan kemegahan sedikit pun.
Sejak itu warga Hokse terpaksa harus tinggal di tenda dan gubuk yang dibangun di atas tanah mereka sendiri.
Dilaporkan 8.800 warga tewas dan 23.000 jiwa luka-luka.
Dalam kondisi seperti itu, banyak warga yang akhirnya mengalami gangguan kesehatan.
Banyak sejumlah penduduk yang frustasi mulai menjadi pemabuk, untuk menghilangkan kesedihannya, perlahan kesehatan mereka memburuk.
Di sisi lain, banyak orang yang putus asa dengan bencana itu mereka yang belum menjual ginjalnya justru mulai menjual ginjalnya.
