MENGHARUKAN, 5 Bulan Siswi SMP Pinjam Ponsel Paman untuk Belajar Online, Adiknya Pinjam ke Tetangga
Setiap malam, Sri harus mengembalikan smartphone milik omnya ketika sudah pulang berkerja. Pamannya kalau berangkat kerja tidak bawa HP.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hampir setiap hari siswa asal Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Sri Lestari (14) ke rumah omnya. Ia meminjam smartphone milik pamannya untuk mengikuti belajar online.
Hal itu diungkapkan siswa SMP Negeri 248 Jakarta saat tengah mencoba wifi gratis yang diadakan anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PAN.
Sri mengaku sudah hampir lima bulan meminjam smartphone omnya.
"Ini ponsel om saya bu. Orang tua saya hanya punya handphone jadul," kata Sri saat peresmian wifi gratis di RT 6 RW 1, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (5/8/2020).
• Bantu Siswa Belajar Daring, ORARI dan RAPI Meranti Fasilitasi Belajar Jarak Jauh dengan Siaran Radio
• Tanpa Ponsel dan Listrik, Upaya Siswa Yatim untuk Belajar Daring Ini Bikin Kapolres Siak Terenyuh
Sri mengatakan bahwa di keluarganya ada tiga anak yang masih sekolah. Mereka ialah Sri yang duduk di bangku SMP dan dua adiknya yang masih TK.
Karena keterbatasan gadget, kedua adik Sri bahkan harus meminjam smartphone tetangga untuk mengerjakan tugas.
"Karena masih TK tugas adik saya tidak terlalu banyak seperti saya, sehingga masih bisa numpang tetangga," jelas Sri.
Sri menjelaskan alasan orang tuanya tidak juga membelikan handphone meskipun sudah lima bulan belajar online.
• Siswa di Simalungun Sampai Harus Panjat Pohon Cari Sinyal untuk Belajar Daring, Viral di Medsos
• Ini Baru Pemimpin,Khofifah Pastikan Internet Gratis Seluruh Desa di Jatim untuk Siswa Belajar Daring
Ayah Sri hanya berkerja sebagai buruh serabutan, sedangkan ibu Sri hanya ibu rumah tangga.
Walhasil, setiap malam, Sri harus mengembalikan smartphone milik omnya ketika sudah pulang berkerja.
"Jadi om saya kalau berangkat kerja tidak bawa handphone," ujar Sri.
Selain keterbatasan smartphone, Sri juga mengaku kerap berat ketika harus mengisi kouta internet.
Orang tuanya hanya mampu membeli kouta 2 gb setiap minggu.
Hal itu membuatnya kerap terhambat setiap membuat tugas karena kouta kerap sudah habis sebelum sepekan.
Maka dari itu, Sri bersyukur dapat menikmati wifi gratis di lingkungannya.