Lima Bank Inggris Terpuruk Akibat Covid-19, Terguncang Tanggung Derita Kerugian
Kinerja pendapatan lima bank di Inggris terpuruk di kuartal II 2020 akibat pandemi Covid-19, Brexit dan penurunan tingkat suku bunga
TRIBUNPEKANBARU.COM, INGGRIS - Dampak Covid-19 mengahantam berbagai bidang, khususnya keuangan.
Kinerja pendapatan lima bank di Inggris terpuruk di kuartal II 2020 akibat pandemi Covid-19, Brexit dan penurunan tingkat suku bunga.
Lima bank tersebut akan hadapi skenario terburuk atas model risiko yang mereka tanggung.
Kelimanya adalah Barclays, Standard Chartered, Lloyds, NatWest Group NWG.L dan HSBC.
Sementara, provisi atas potensi kerugian pinjaman di lima bank mencapai US$ 22 miliar, melampaui perkiraan analis sebelumnya dan meningkatkan tekanan jual pada saham yang telah ditekan oleh pandemi tahun ini.
• China Desak Amerika Jelaskan Kegiatan Bio Militer di Banyak Negara, Wang Webin: Itu Berbahaya
• Presiden Donald Trump Curiga Ada Transaksi Tak Wajar, Selidiki Pinjaman Pemerintah AS ke Kodak
• TAK PUNYA HATI, Ayah Rudapaksa Anak Tiri Keterbelakangan Mental, Beraksi Saat Istri ke Luar Rumah
HSBC dan Lloyds dihukum karena kinerja saham kedua bank tersebut masing-masing mencapai level terendah dalam 11 dan 8 tahun.
Kelima bank Inggris ini juga memiliki kinerja di bawah atau turun antara 42% dan 55% tahun ini dibandingkan dengan penurunan 36% dalam indeks perbankan Eropa . "Bank-bank Inggris menghadapi penurunan ekonomi yang lebih signifikan daripada kebanyakan orang Eropa karena Inggris telah menghadapi guncangan yang lebih besar dari pandemi Covid-19, dan itu telah dimasukkan ke dalam tingkat provisi," kata Patrick Hunt, mitra di konsultan Oliver Wyman dilansir dari Reuters, Rabu (5/8).
Ekonomi Inggris diperkirakan menyusut 11,5% tahun ini, sementara kawasan Eropa berkontraksi 9,1%, menurut perkiraan organisasi kerjasama dan pembangunan ekonomi (OECD) pada Juni 2020.
Faktor-faktor lain yang membebani bank-bank Inggris termasuk provisi yang relatif lebih tinggi terhadap pinjaman konsumen tanpa jaminan.
Lalu penurunan yang lebih besar dalam suku bunga bank sentral dan potensi untuk tidak ada kesepakatan keluar dari pengaturan transisi Brexit pada akhir 2020, kata para analis.
Selain itu, kebijakan lockdown lebih lanjut di Inggris bagian utara dalam meredam kenaikan infeksi Covid-19 juga bisa menggagalkan pemulihan ekonomi dan merusak neraca bank lebih lanjut.
NatWest dan Lloyds memberikan panduan bahwa provisi atas kerugian pinjaman harus lebih rendah pada paruh kedua tahun ini.
Hal itu meningkatkan harapan bank-bank negara dan bisa unggul dari para pesaing Eropa.
Tetapi mereka juga memperingatkan bahwa prospek bisnis mereka dapat memburuk lebih lanjut serta menurun secara drastis karena terpuruk pertumbuhan ekonomi.
Diperkirakan terjadi penurunan PDB sebanyak 17% pada tahun 2020.