Sakit-sakitan Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Kayu, Nenek Ini Rindukan Kehadiran 7 Anak Kandungnya
7 anaknya tak ada menjenguk, nenek Rosmawati kini tinggal sendirian di sebuah rumah gubuk reyot terbuat dari papan yang sudah tak layak huni.
"Banjir kalau hujan. Kalau air masuk saya hanya bisa diam sambil tidur. Karena kaki saya sakit, syukur tempat tidur saya ini tinggi," kata Ibu yang mengaku sudah lama ditinggal suaminya ini.
Tak pernah Dijenguk Anak
Kondisi sakit pada kakinya, membuat Rosmawati kehilangan kesempatan bekerja.
Bahkan rumah yang ia tempati tak terurus.
Halaman rumahnya pun ditumbuhi semak belukar.
Lain lagi kondisi rumah yang ia tempati sudah tak layak huni.
Dinding papan lapuk dan atapnya bocor.
Rosmawati mengaku, bila hujan turun air merembes ke dalam rumah.
• Uang Asli Habis Dipakai, Oknum Perangkat Desa Cetak Uang Palsu Bayar Honor Bendahara dan Pak Kades
Beruntung tempat tidurnya sedikit tinggi membuat ia tidak terendam air.
Rosmawati mengaku memiliki 7 anak dari perkawinannya.
Setelah besar, ketujuh anaknya pergi merantau ke luar kota dan hingga kini tak pernah lagi kembali.
"Puluhan tahun, sejak orang tua meninggal dan anak-anak tumbuh besar, saya di sini sendirian."
"Anak ada tujuh, di luar kota semua. Tapi nggak pernah ke rumah ini lagi. Rumah ini pun warisan keluarga," ungkap Rosmawati, saat dikunjungi Petugas Dinsos P3Al Kota Pematangsiantar.

Dinsos Beri Bantuan
Sementara itu, Kepala Bidang Sosial, Dinsos P3A Pematangsiantar, Risbon Sinaga, menuturkan pihaknya tengah membantu pengurusan administrasi kependudukan Rosmawati dan mengurus BPJS Kesehatan.
"Kebetulan kita mendapat informasi dari Relawan. Ada seorang ibu yang hidup sebatang kara."