Epidemiolog Ini Tak Sepakat Klaim Jokowi Soal Kesembuhan Pasien Indonesia, 'Covid-19 Ini Masih Lama'
Epidemiolog Ini Bantah Klaim Jokowi Soal Kesembuhan Covid-19 di Indonesia, 'covid-19 ini masih relatif lama'
TRIBUNPEKANBARU.COM - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, berani tak sepakat dengan pernyataan Pemerintah dan klaim Presiden Jokowi soal tingkat kesembuhan pasien covid-19 di Indonesia, ini sebabnya.
Belum lama ini, Presiden Jokowi bersyukur karena angka kesembuhan pasien covid-19 di Indonesia mencapai 70 persen.
Presiden Jokowi juga mengklaim angka ini dua persen lebih tinggi daripada global yang berada pada angka 68 persen.
Selain itu, Ketua Komite covid-19 Airlangga Hartarto juga sesumbar terkait penanganan covid-19 di Indonesia yang semakin baik berdasarkan tingkat kesembuhan pasien Virus Corona.
Hal tersebut lantas dibantah Epidemiolog Griffith, Dicky Budiman.
Sebelumnya, Presiden Jokowi terang-terangan mengaku bersyukur terkait tingkat kesembuhan pasien covid-19 di Indonesia.
"Sampai saat ini di indonesia positif 155.000, tapi kita patut bersyukur yang sembuh 111.000, sudah 70 persen sembuh. Ini di atas rata-rata internasional, alhamdulillah," kata Jokowi, Selasa (25/8/2020).
Dia berharap pencapaian ini terus ditingkatkan, serta diimbangi dengan penurunan kasus baru Virus Corona dan angka kematian.
Sementara itu Ketua Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Arilangga Hartarto juga menyebut tingginya angka kesembuhan ini mencerminkan penanganan Virus Corona di Indonesia lebih baik dari rata-rata dunia.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan tingkat kesembuhan tidak menjadi salah satu indikator yang ditargetkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ).
Sebab, lebih dari 80 persen pasien covid-19 mengalami kepulihan dengan sendirinya, tanpa memerlukan obat.
"Harus dipahami bahwa kasus pulih ini tidak menjadi indikator dari apa yang ditargetkan oleh WHO," kata Dicky Budiman kepada Kompas.com, Selasa (25/8/2020).
"Penyakit covid-19 ini memang kasus umumnya tidak bergejala dan bergejala ringan sampai sedang, 80 persen lebih mengalami kepulihan dengan sendirinya tanpa intervensi obat," sambungnya.
Menurut dia, hal yang harus dijadikan dalam penanganan Virus Corona adalah menurunkan positivity rate hingga di bawah 5 persen dan tes terhadap 1 per seribu orang dalam seminggu.
Selain itu, kata Dicky Budiman, sebanyak 80 persen kasus-kasus baru yang dilaporan harus berasal dari tracing.
