Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kelakuan China Keterlaluan, Tahan Jurnalis Australia Tanpa Alasan, Hingga Kini Mereka Bungkam

China bersikap otoriter melakukan penangkapan dan penahanan seorang jurnalis Australia tanpa alasan.

Editor: Ilham Yafiz
unsplash @ansleycreative
Ilustrasi Penjara. China tanpa alasan memenjarakan seorang jurnalis Australia. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - China bersikap otoriter melakukan penangkapan dan penahanan seorang jurnalis Australia tanpa alasan.

Seorang jurnalis Australia terkemuka ditahan di China di tengah ketegangan hubungan antara kedua negara yang meningkat.

"Pemerintah Australia menerima pemberitahuan resmi tentang penahanan Cheng Lei pada 14 Agustus," demikian pernyataan Marise Payne, Menteri Luar Negeri Australia seperti dikutip CNN.

Cheng adalah warga negara Australia dan merupakan seorang pembaca berita bisnis terkenal di televisi pemerintah China, CGTN. Cheng telah ditahan sejak dua minggu lalu.

Dalam sebuah pernyataan, keluarga Cheng yang ditahan mengatakan, mereka sedang berkonsultasi erat dengan pemerintah Australia soal penahanan tersebut.

"(Kami) melakukan semua yang kami bisa sebagai keluarga untuk mendukung Cheng Lei," kata pernyataan itu. "Di China, proses hukum akan dipantau dan kami mengharapkan kesimpulan yang memuaskan dan tepat waktu untuk masalah ini."

CGTN dan Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar soal penahanan jurnalis Australia tersebut.

Sementara itu, seperti dikutip Reuters, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan Canberra tidak tahu mengapa pihak berwenang China menahan warga negara Australia Cheng Lei.

"Cheng Lei adalah seorang Australia, seorang jurnalis yang telah bekerja di China selama beberapa waktu. Saya benar-benar telah bertemu dengannya dan telah diwawancarai olehnya sendiri saat di luar negeri. Saya sangat merasakan keluarganya pada saat ini, dan itulah mengapa kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk membantunya, seperti yang kami lakukan dan memiliki warga Australia dalam keadaan seperti ini, " kata Birmingham kepada radio ABC.

Seorang aktivis pro-Cina memegang patung Presiden AS Donald Trump selama protes di luar konsulat AS di Hong Kong pada 30 Mei 2020 lalu.
Seorang aktivis pro-Cina memegang patung Presiden AS Donald Trump selama protes di luar konsulat AS di Hong Kong pada 30 Mei 2020 lalu. (ISAAC LAWRENCE / AFP)

Empat Terdakwa Narkotika di Dumai Dituntut Hukuman Mati, dan Penjara Seumur Hidup

Viral di Tiktok, DOWNLOAD MP3 Surfaces Sunday Best (Lirik Lagu Feeling Good)

Ke Sekolah Menanyakan Belajar Online, Siswi SMP Ini Malah Diajak Guru BK ke Ruang TU & Dicabuli

Kedutaan Australia diberi akses konsuler ke Cheng melalui tautan video pada 27 Agustus. Cheng memiliki dua anak, keduanya di Australia.

Mantan duta besar Australia untuk China, Geoff Raby mengatakan, Cheng adalah teman lama dan jurnalis berpengalaman, yang telah berkali-kali mewawancarainya untuk program bisnisnya.

Pelaporan bisnis biasanya tidak dipandang sensitif secara politik di China. Dus, Raby heran kenapa Cheng ditahan.

Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak berwenang Tiongkok harus mengungkapkan alasan mereka menahan atau membebaskan Cheng.

Steven Butler, koordinator program CPJ Asia, berkata, "China harus menjelaskan apakah penahanannya ada hubungannya dengan pekerjaan medianya."

Hubungan antara Australia dan China telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Setelah Australia menyerukan penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus corona.

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved