Ngaku Dukung Palestina, Arab Saudi Malah Izinkan Pesawat Israel Terbang di Wilayah Udaranya
Penerbangan pesawat udara komersial Israel dan Uni Emirat Arab akan dapat terbang di atas wilayah udara Arab Saudi.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, RIYADH - Penerbangan pesawat udara komersial Israel dan Uni Emirat Arab akan dapat terbang di atas wilayah udara Arab Saudi.
Dan izin atas penerbangan maskapai penerbangan menuju Israel yang melintasi Arab Saudi tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah.
Seperti diketahui, Arab Saudi sebagian besar melarang penerbangan ke dan dari Israel menggunakan wilayah udaranya,
Meskipun sejak 2018 telah mengizinkan Air India untuk terbang di atas negara itu ke Tel Aviv.
Namun, kini, pesawat komersial Israel akan dengan mudah melintas di wilayah Arab Suadi.
Menurut otoritas penerbangan Kerajaan Arab Sauid, diberinya izin perlintasan pesawat di langit Arab Saudi menuju Israel itu disebut-sebut atas permintaan dari Uni Emirat Arab.
Permintaaan itu sendiri diajukan oleh uni emirat arab menyusul kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Abu Dhabi dan Israel
Seiring dengan kesepakatan itu, Pejabat uni emirat arab dan Israel akan mengizinkan warganya untuk mengunjungi masing-masing negara.
Selain itu, mereka yang bepergian dari Israel akan mendapatkan akses yang lebih baik ke ratusan tujuan global melalui hub Abu Dhabi dan Dubai setelah penerbangan diluncurkan.
"Semua penerbangan ke dan dari uni emirat arab dapat menggunakan wilayah udara Saudi," demikian lansir kantor berita Arab Saudi seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Reuters pada Rabu (2/9/2020).
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu , tanpa menyebut Arab Saudi, mengatakan pesawat Israel dapat terbang langsung ke UEA.
Saat menjelaskan itu, Benjamin Netanyahu meletakan jarinya di peta jalur penerbangan dan pas berada di atas wilayah Arab Saudi.
Dengan diberinya izin oleh Arab Saudi untuk melintasi wilayah udaranya,
Maka, akan memotong waktu terbang antara negara-negara Timur Tengah hingga beberapa jam.
Meski Arab Saudi memberikan izin, namun Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud mengatakan,
