Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bisa BAHAYA Terhadap Bayi! Hindari Susu Formula yang Memiliki Tabel Informasi Gizi Seperti ini

Karena kandungan gulanya sangat tinggi maka tidak dikategorikan sebagai susu (untuk pertumbuhan)

thinkstockphotos
Ilustrasi bayi minum susu formula 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Susu adalah satu produk nutrisi yang penting bagi bayi.

Susu terbaik bagi bayi, ASI tentu sudah tak terbantahkan lagi.

Tapi jika karena alasan medis ASI harus digantikan, pastikan untuk menggunakan Susu Formula khusus bayi dengan zat besi.

Jangan coba-coba memberikan susu bayi yang tidak ada rekomendasi medis untuk bayi.

Sebab tidak memberikan cukup nutrisi untuk bayi, seperti zat besi, vitamin E, dan asam lemak esensial.

Selepas usia 12 bulan, untuk pelengkap kebutuhan gizi, apalagi jika anak kita termasuk sulit makan, pilih-pilih makan, makannya lama, bisa kita berikan susu kemasan pertumbuhan.

Nah, di sinilah orangtua harus hati-hati. Sebab pilihan susu kemasan di pasaran begitu banyak, juga tidak semua susu diperuntukan bagi bayi.

Tabel informasi gizi pada susu formula
Tabel informasi gizi pada susu formula (http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/)

Walau iklan dan promosinya bertemakan anak, walau bentuknya seperti susu pada umumnya, dan disukai anak.

Dokter Anak David Rathe, DO, UnityPoint Health, melansir unitypoint.org yang mempublish artikel dengan judul 'Milk: What You Should be Giving Your Kids', mengatakan; raw milk atau dikita biasa disebut susu sapi/kambing segar/murni, harus dijauhkan dari anak.

Susu tersebut masih banyak mengandung bakteri Salmonella, E coli, dan Listeria. 

Pilih susu kemasan reguler alias susu yang kita kenal dengan susu pertumbuhan, yang sudah direkomendasikan oleh ahli kesehatan, dan telah bersertifikat dari BPOM RI.

Tak kalah penting brandnya terpercaya sejak lama.

Susu pertumbuhan reguler memiliki keseimbangan yang baik antara kalori alami dari lemak, protein, dan vitamin esensial.

Itu semua dibutuhkan anak untuk pertumbuhannya, yang mana itu semua, melansir health.clevelandclinic.org dalam artikel berjudul 'Parents: Regular Milk and Water Is Best for Kids', tidak terdapat pada susu non reguler.

“Susu alternatif mungkin lebih rendah kalori, tetapi tidak seimbang dalam vitamin dan mineral,” kata ahli diet pediatrik Diana Schnee, MS, RD, CSP, LD.

Terpenting, Schnee mengingatkan orangtua, untuk tidak memberikan pada anak susu perasa (flavored milks), soda, dan minuman berkafein - karena tambahan gula dan stimulan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan (dan menyebabkan perubahan gula darah).

Apalagi susu yang hanya bentuk dan namanya saja susu, tapi isinya mengandung gula yang sangat banyak.

Perubahan gula dalam darah anak bisa membahayakan kesehatan bayi.

Contoh, produk kental manis atau yang lebih dikenal dengan nama susu kental manis (SKM).

Baiknya produsen berperan aktif memberikan edukasi kepada konsumen.

Jika bukan untuk anak, apalagi balita, informasikan hal tersebut.

Melansir sehatnegeriku.kemkes.go.id pada artikel 'Kental Manis Ramai Dibicarakan, Kemenkes: Mulai Biasakan Baca Label Pangan,' produk kental manis bukanlah sebuah produk susu.

Pendapat senada ditemukan di artikel yang dimuat di situs halalmui.org.

Pada artikel berjudul 'Susu Kental Manis, Bukan Susu?', disebutkan, dalam pembuatan SKM juga dilakukan penambahan gula sebagai bahan pemanis sekaligus pengawet.

Berapa komposisi masing-masing bahan, Wakil Direktur LPPOM MUI Bidang Sistem Jaminan  Halal (SJH) dan Auditing, Muti Arintawati tidak menyebutkannya.

Menurutnya, “Tugas dan peran kami adalah melakukan pemeriksaan terhadap kehalalan bahan-bahan yang digunakan dalam produk yang mengajukan   sertifikasi halal, sehingga tak berwenang menjelaskan komposisi masing-masing bahan.”

Untuk itulah, supaya bisa memberikan susu yang tepat pada anak, bacalah tabel yang tertera pada label kemasan produk susu akan dibeli.

Hal ini penting, supaya kita tidak salah kaprah seperti yang terjadi selama ini terhadap produk kental manis alias SKM.

Survei Diet Total (SDT) yang dilakukan Kemenkes pada tahun 2014 menemukan fakta, secara merata hampir di seluruh Indonesia, konsumsi kental manis menjadi pilihan yang tertinggi dikonsumsi di kelompok produk susu dan olahannya.

Kental manis bukan untuk anak, dan bukan susu.

“Di masyarakat, kita temukan bahwa pada prakteknya produk ini diberikan kepada anak Balita dengan cara diseduh/dicairkan dengan air sehingga menyerupai susu (minuman tunggal),” jelas Doddy.

Andaikata setiap orang tua mau konsisten membaca tabel pada label kemasan produk susu yang akan dbeli, niscaya kondisi seperti yang terjadi hingga saat ini tidak terjadi. 

Diluar itu, diharapkan produsen ikut andil dalam memberikan edukasi kepada konsumen.

Jika memang produknya tidak diperuntukan dikonsumsi langsung oleh anak, apalagi bayi dan balita, sampaikan hal itu melalui iklan juga tuliskan pada label produk.

Akan lebih baik jika disebutkan apa alasannya tidak baik dikonsumsi langsung oleh anak apalagi balita.

(*)

Sumber: GridHEALTH.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved