Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Kelam Cewek Cantik Korea Utara, Diculik dan Dilecehkan Bersama Ibunya, Kini Ia Dikenal Dunia

Yang mengejutkan, Yeonmi mengaku pernah diculik dan diperkosa bersama ibunya.

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Instagram.com/@yeonmi_park/Kolase/Nolpitos Hendri
Kisah Kelam Cewek Cantik Korea Utara, Diculik dan Dilecehkan Bersama Ibunya, Kini Ia Dikenal Dunia. Foto: Yeonmi Park - Cewek Cantik - Korea Utara - Korut - China - Aktivis HAM 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kisah Cewek Cantik satu ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang pernah mengalami hal yang memilukan di masa remaja.

Pelecehan seksual yang ia alami saat ia masih berumur 13 tahun tidak membuatnya berhenti berjuang.

Ia move on dari hidupnya yang kelam hingga sempat berpindah-pindah negara untuk mencari kehidupan dan berjuang.

Cewek Cantik itu bernama Yeonmi dan kini ia dikenal dunia.

Ia adalah Cewek Cantik Korea Utara yang kabur dari negara itu saat berusia 13 tahun.

Kini Cewek Cantik yang sudah berusia 26 tahun itu mengungkap masa kecilnya yang kelam di sana.

Cewek Cantik bernama Yeonmi Park itu mengatakan, banyak mayat bergelimpangan di jalan.

Foto: Yeonmi Park
Foto: Yeonmi Park ()

Bahkan dia sempat terpaksa makan serangga untuk bertahan hidup karena kelaparan massal.

Yang mengejutkan, Yeonmi mengaku pernah diculik dan diperkosa bersama ibunya.

Kedinginan, kegelapan, dan kelaparan adalah bagian kehidupan sehari-hari di negara berideologi Juche itu, kata Yeonmi.

Ia menyalahkan ambisi nuklir Korut yang merusak tatanan ekonomi negara.

Yeonmi sekarang berusia 26 tahun.

Kini Yeonmi menjadi aktivis HAM dan penulis buku In Order to Live, A North Korean Girls Journey to Freedom

Menurut pemberitaan Daily Mail pada Jumat (4/9/2020), setelah kabur dari Korut dan menyeberangi Sungai Yalu yang membeku ke China, Yeonmi dan ibunya diculik.

Kemudian dia dijual serta diperkosa penculiknya sebelum melarikan diri lagi ke Mongolia.

Usianya saat itu 13 tahun.

Yeonmi yang sekarang berusia 26 tahun dan menjadi aktivis HAM menuturkan ke New York Post, "tidak ada teman, hanya kamerad" di Korea Utara dan orang-orang sangat memuja dinasti Kim yang berkuasa selama lebih dari 70 tahun.

"Anda akan melihat begitu banyak orang sekarat. Sudah biasa bagi kami melihat mayat bergelimpangan di jalan," kata penulis buku In Order to Live, A North Korean Girl's Journey to Freedom itu dikutip dari Daily Mail.

"Saya pernah ke permukiman kumuh di Mumbai (India), di negara-negara lain, tetapi tidak ada yang seperti Korea Utara karena kelaparan warganya.

Kelaparan sistematis oleh negara yang memilih untuk membuat kami kelaparan."

Nenek dan paman Yeonmi meninggal karena kekurangan gizi, dan sebagai seorang anak dia dipaksa makan serangga untuk bertahan hidup, kenangnya.

Foto: Yeonmi Park
Foto: Yeonmi Park ()

"Kalau mereka menyisihkan hanya 20 persen saja dari semua yang mereka habiskan untuk membuat senjata nuklir.

Tak seorang pun harus mati di Korea Utara karena kelaparan, tetapi rezom memilih membuat kami lapar," ungkap gadis yang masuk daftar BBC 100 Women pada 2014 tersebut.

Dia juga menggambarkan bagaimana anak-anak sekolah diajari menghormati keluarga Kim sebagai pemimpin layaknya dewa dengan kekuatan supernatural.

Ketika Yeonmi masih kecil Korut masih dipimpin Kim Jong Il, yang kemudian meninggal pada 2011 dan digantikan putranya, Kim Jong Un.

Yeonmi mengungkapkan, "tidak ada konsep pertemanan" di sekolah karena murid-murid dipaksa melawan satu sama lain dalam "sesi kritik".

Sangat sedikit orang yang menyeberangi Zona Demiliterisasi (DMZ) ke Korea Selatan, sedangkan pembelot seperti Yeonmi dan ibunya kabur dari Korut melalui China.

Yeonmi juga menceritakan geng spesialis perdagangan orang Korea Utara di China, yang kekurangan wanita akibat kebijakan satu anak.

Beberapa wanita bekerja jadi pelacur untuk menghasilkan pendapatan agar bisa pulang, sedangkan rumah bordil di Shanghai dan Beijing diduga membius mereka untuk mencegahnya pergi.

Setelah hampir 2 tahun bersama para penculiknya, Yeonmi dan ibunya mempertaruhkan hidup untuk melarikan diri ke Mongolia dengan menyeberangi Gurun Gobi yang sedang membeku.

Yeonmi lalu pindah ke Seoul, New York City, kemudian Chicago, dan mengatakan beberapa kerabatnya di Korut telah menghilang.

Dia khawatir, jangan-jangan sanak familinya dieksekusi mati atau dikirim ke kamp penjara Korut.

Para tahanan politik mengalami "penyiksaan, kekerasan seksual, kerja paksa, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya," menurut Human Rights Watch.

Mereka juga melakoni "kerja paksa yang merusak punggung dalam kondisi berbahaya, terkadang dalam cuaca musim dingin tanpa pakaian yang layak," kata kelompok itu.

Warga Korut juga bisa dikirim ke kamp penjara karena coba membelot ke Korsel atau untuk bekerja atau menetap di China.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Kelam Gadis Pembelot Korea Utara saat Kecil, Pernah Diculik dan Diperkosa Bareng Ibunya.

Ribuan Wanita Korut Umur 12-29 Tahun Jadi Budak Nafsu di China

Dalam hal politik kenegaraan, antara Kerea Utara dan Korea Selatan sempat terjadi perang dan permusuhan yang cukup panjang.

Namun, dalam hal wanita, ternyata wanita Korea Utara disukai oleh pria dari Korea Selatan.

Hai ini terungkap dari perdagangan wanita Korea Utara menjadi budak seks di China yang pelanggannya banyak dari Korea Selatan.

Negara Korea Utara dan China memang memiliki kedekatan.

Hal itu tak lain karena idealisme yang diusung kedua negara ini sama.

Korea Utara dan China merupakan negara Komunis, maka tak heran jika keduanya memiliki banyak hubungan.

Tapi tahukah kamu selain hubungan politik ada fakta memilukan di mana anak-anak perempuan di Korea Utara terjebak dalam pebudakan.

tribunnews
()Ilustrasi-foto para PSK di Tiongkok yang diamankan polisi. (hurriyetdailynews)

Ribuan perempuan dewasa dan anak-anak Korea Utara diperdagangkan dalam perbudakan seks di China, yang termuda tercatat berusia 9 tahun.

Perbudakan itu terjadi ketika mereka berusaha melarikan diri dari kemiskinan dan penindasan di tanah air mereka.

Reuters pada Senin (20/5/2019) mengutip laporan lembaga nirlaba Korea Future Initiative menyebutkan, eksploitasi seksual warga Korea Utara itu setidaknya menghasilkan laba tahunan 105 juta dollar AS atau Rp 1,5 triliun di China.

Para korban dibayar dengan 30 yuan (Rp 60.000), dijual sebagai istri senilai 1.000 yuan (Rp 2juta), dan diperdagangkan ke sarang cybersex untuk dieksploitasi oleh pelanggan dari seluruh dunia secara online.

"Banyak yang dijual lebih dari satu kali dan dipaksa menjadi menjadi budak seks dalam setahun setelah meninggalkan tanah air mereka," ujar penulis laporan itu, Yoon Hee-soon.

Laporan yang akan diluncurkan pada acara di parlemen Inggris tersebut memperkirakan, 60 persen perempuan dewasa dan anak-anak Korea Utara di China terjebak dalam perdagangan seks.

Hampir setengahnya dipaksa menjadi pelacur, sementara sekitar sepertiga dari angka itu dijual sebagai istri, dan sebagian besar masuk dalam pornografi online.

Lari dari Kim Jong Un, Ribuan Wanita Korut Umur 12-29 Tahun Jadi Budak Nafsu di China, Pelanggannya? Foto : ABG Jepang - ABG Korea - ABG Korut - Cewek Korea - Cewek Korut - Cewek Jepang - ABG China - Cewek China - Amoy cantik - gadis cantik - cewek cantik - ABG SMA - Cewek SMA - Gadis SMA
Lari dari Kim Jong Un, Ribuan Wanita Korut Umur 12-29 Tahun Jadi Budak Nafsu di China, Pelanggannya? Foto : ABG Jepang - ABG Korea - ABG Korut - Cewek Korea - Cewek Korut - Cewek Jepang - ABG China - Cewek China - Amoy cantik - gadis cantik - cewek cantik - ABG SMA - Cewek SMA - Gadis SMA (Instagram.com)

Laporan itu juga menyebutkan, banyak warga Korut yang diperbudak di rumah-rumah bordil di distrik timur laut China dengan populasi pekerja migran yang besar.

Cap tato Penyintas dari perdagangan manusia menyatakan, pelacur di Shanghai dicap dengan tato seperti singa dan kupu-kupu.

Lambang itu menunjukkan kepemilikan dan mencegah penculikan oleh para saingan.

Mereka bercerita tentang perempuan yang meninggal dunia karena menderita penyakit menular seksual dan mengalami penganiayaan.

Sementara perempuan yang diperbudak di markas cybersex biasanya berusia antara 12-29 tahun, namun ada juga yang lebih muda dari itu.

Sebuah siaran langsung yang menampilkan seorang gadis muda dapat ditarik tarif 110 dollar AS atau Rp 1,5 juta.

Para peneliti menyebutkan, banyak pelanggan tersebut berasal dari Korea Selatan.

Seorang perempuan bernama Choi menceritakan bagaimana dia dibawa ke sebuah apartemen dan terkejut melihat anak-anak perempuan.

Lari dari Kim Jong Un, Ribuan Wanita Korut Umur 12-29 Tahun Jadi Budak Nafsu di China, Pelanggannya? Foto : ABG Jepang - ABG Korea - ABG Korut - Cewek Korea - Cewek Korut - Cewek Jepang - ABG China - Cewek China - Amoy cantik - gadis cantik - cewek cantik - ABG SMA - Cewek SMA - Gadis SMA
Lari dari Kim Jong Un, Ribuan Wanita Korut Umur 12-29 Tahun Jadi Budak Nafsu di China, Pelanggannya? Foto : ABG Jepang - ABG Korea - ABG Korut - Cewek Korea - Cewek Korut - Cewek Jepang - ABG China - Cewek China - Amoy cantik - gadis cantik - cewek cantik - ABG SMA - Cewek SMA - Gadis SMA (Tribun Pekanbaru/Instagram.com)

"Ada tempat tidur di depan meja komputer dengan kamera.

Empat orang memperkosa saya," ucapnya.

Laporan itu juga menyebutkan, perempuan yang dipaksa menikah sebagian besar dijual di daerah pedesaan dengan harga 1.000-50.000 yuan.

Hingga kini, diperkirakan ada 50.000 hingga 200.000 warga Korut di China.

Yoon menilai, kebijakan China untuk menahan dan memulangkan warga Korut memaksa mereka hidup dalam bayang-bayang, hingga berisiko tinggi mengalami eksploitasi.

Beberapa pelaku perdagangan manusia telah ditangkap polisi.

Namun, masih ada yang menjadi korban penipuan oleh penyelundup yang menawarkan mereka pergi ke negara suaka.

Para peneliti menyatakan, beberapa jaringan perdagangan manusia menyebar ke Korut dengan kelompok yang menjelajahi pasar, desa, dan pusat transportasi untuk mengambil gadis-gadis yang terlihat miskin.

Lembaga Korea Future Initiative yang berbasis di London mendesak semua negara untuk membantu warga Korut di China untuk terlepas dari belenggu eksplotasi.

Selain itu, berbagai kedutaan besar harus menerima para pencari suaka tersebut sebagai pengungsi.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Lari dari Kejamnya Kim Jong Un, Wanita-wanita Korea Utara Malah Dijadikan Budak Nafsu di China.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved