Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siap Tempur Lawan AS di LCS, Militer China Tingkatkan Sistem Peringatan Dini, Lebih Garang dari AS?

Kekhawatiran akan pecahnya pertempuran AS dan China semakin bertambah ketika China diketahui telah memulai peningkatan militernya.

Wikipedia.org
Kapal Induk China, Liaoning. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - China dan Amerika Serikat sebuah pertikaian yang sampai saat ini belum tau kapan akan berakhir.

Banyak yang percaya bahwa pertempuran AS dan China di Laut China Selatan tak terelakan.

Seperti diketahui, belakangan ketegangan di antara dua kekuatan besar itu meningkat.

Kekhawatiran akan pecahnya pertempuran AS dan China semakin bertambah ketika China diketahui telah memulai peningkatan militernya.

Melansir Express.co.uk (10/9/2020), untuk meningkatkan kualitas misinya di Laut China Selatan, China telah melakukan perbaikan pada beberapa peralatan yang digunakan oleh militer kelas dunia mereka.

Peningkatan terbaru terlihat di pangkalan resimen penerbangan angkatan laut di bawah Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Sistem peringatan dini dan kontrol udara KJ-500 China kini telah ditingkatkan menjelang apa yang diperkirakan akan menjadi bentrokan besar dengan AS.

Sistem ini sekarang memiliki tambahan probe yang memungkinkan pesawat menerima pengisian bahan bakar udara dan meningkatkan jangkauan dan daya tahannya.

Lintas udara baru memungkinkan China untuk melakukan operasi peringatan dini, analis menjelaskan pada hari Senin.

Peningkatan terbaru terlihat dalam gambar yang baru-baru ini diterbitkan oleh China Military Online, halaman web berbahasa Inggris dari militer China.

Meningkatkan daya tahannya berarti pesawat tersebut akan memiliki kemampuan tempur yang ditingkatkan karena ketakutan Perang Dunia 3 mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Berbicara kepada Global Times pada hari Senin, Fu Qianshao, seorang ahli penerbangan militer China, mengatakan pesawat udara baru itu juga dilengkapi dengan sistem radar peringatan dini yang lebih baik dari AS.

Tetapi dorongan China untuk meningkatkan militernya secara luas dipandang sebagai ancaman bagi negara-negara lain yang memiliki klaim yang tumpang tindih ke beberapa bagian Laut China Selatan, yang diklaim China memiliki hak kepemilikan bersejarah untuk hampir keseluruhannya.

"Saya pikir pasti ada risiko konflik habis-habisan," kata Moss berbicara kepada Express.co.uk.

"Ada kantong konflik sebelumnya; sekitar 20 tahun yang lalu ada pertempuran laut di mana tiga kapal China terlibat dengan kapal perang Angkatan Laut Filipina. Itu terjadi di Kepulauan Spratly.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved