Para Pemilik Stasiun TV Mesti Baca Kritik Pedas Fahri Hamzah Soal Tayangan Tak Berkualitas
Sementara tayangan di TV Indonesia lebih banyak mengumbar aksi sadis, lucu, orang berjoget, atau kesedihan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengkritik tayangan TV selama pandemi Covid-19 yang lebih banyak menyiarkan soal omong kosong, orang tertawa tidak jelas, serta orang-orang yang berakting konyol tidak jelas.
Akan lebih baik TV membantu masyarakat memulai revolusi pendidikan, karena Menteri Pendidikan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim saat ini tengah kebingungan melaksanakan efektifitas pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
"Ini TV menyiarkan omong kosong, orang-orang ketawa gak jelas dan orang-orang konyol akting gak kelas. Padahal lagi rugi TV-nya, mendingan bantu rakyat memulai revolusi pendidikan," kata Fahri dalam keterangannya, Sabtu (12/9/2020).
Fahri Hamzah lantas membandingkan kualitas penyiaran TV di Tanah Air dengan TV di negara maju. TV di negara maju, katanya, lebih menonjolkan sisi edukasi atau pendidikan.
Sementara tayangan di TV Indonesia lebih banyak mengumbar aksi sadis, lucu, orang berjoget, atau kesedihan.
"Saya tuh nonton TV negara-negara maju. Memang isi-nya pendidikan semua. Tapi TV kita isinya kalau gak sadis ya lucu, atau joget, atau sedih. Pagi diajar nangis, malam diajar ketawa. Ampun deh pendidikan bangsa ku! Ini kan ada Corona! “ ujarnya.
• Belum Puas Sama Kakak Korban, Pria Ini Paksa Gadis SMA Berhubungan Badan, Aksi Kedua Berakhir Apes
• Detik-detik Pegulat Iran di Eksekusi, Malangnya Ia Belum Sempat Bertemu Keluarga
• Download Lagu Nirvana Full Album, MP3 Smells Like Teen Spirit, Come As You Are dan Heart-Shaped Box
Mantan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai, ada kemubaziran dalam media pendidikan Indonesia. Sebab, semua izin frekuensi pada setiap TV diberikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sehingga di tengah masa pandemi dan krisis seperti sekarang, 'revolusi mental' tetap dapat dijalankan oleh TV melalui tayangan yang mendidik, bukan diisi hal-hal yang tidak jelas dan konyol.
"Mubazir saja medium 'public education' kita. Dan semua ijin frekuensi diberikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.
Seharusnya, Mendikbud Nadiem Makarim dalam membuat kebijakan bisa manfaatkan TV nasional maupun lokal untuk menyiarkan materi pembelajaran kepada peserta didik. Untuk konten pendidikannya, kata Fahri, dapat diambil dari YouTube atau dicari di Google.
• Pria Ini Terkejut Lihat Hasil Foto Liburan, Ternyata Ada Penampakan yang Diyakini Monster Legenda
• Elly Sugigi Mau Memperbaiki Keturunan, Kini Mpok Sudah Punya Cowok Baru, Move On dari Aditya Gumelar
• Anies Terapkan PSBB, Ridwan Kamil Singgung IHSG Anjlok:Hampir Rp 300 Triliun Lenyap karena Statement
"Daring kan juga bisa pakai studio tv lokal. Ada lah caranya. Masak sih kita kehabisan akal," ujarnya.
Fahri kemudian menyoroti kebijakan Nadiem soal program kuota internet gratis hingga pembelian gadget atau gawai untuk peserta didik yang menjalani PJJ (pembelajaran jarak jauh) di masa pandemi Covid-19, dinilai tidak mendidik dan memboroskan anggaran negara.
Selaku Mendikbud, mestinya Nadiem meminta lembaga penyiaran seperti stasiun TV untuk menyiarkan konten pendidikan hingga 50 persen.
"Pak Nadiem Makarim yth, dari pada sampeyan sibuk beli gadget dan pulsa mendingan wajibkan semua TV untuk menyiarkan acara pendidikan sampai 50%. Layar Tv sudah ada di rumah penduduk tapi siarannya alamakkkk!" tegas Fahri.
Menurut Fahri, mayoritas keluarga di Indonesia sudah memiliki TV daripada gadget dan kuota internet , yang bisa dimanfaatkan menjadi ruang belajar.
• Coba Dengar, Apa yang Salah dari Hapalan Anak Ini hingga Warganet Heboh dan Tersenyum
• Bongkar Pesanan, Wanita Ini Temukan Terong Aneh & Ada Juga Buah Berbentuk Itu
• Kejadian Aneh hingga Hal Mistis yang Dialami Ningsih si Perias Wajah Jenazah, Begini Pengakuannya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/partai-gelora-indonesia-fahri-hamzah.jpg)