Warga Temukan Tumpukan Batu Diduga Peninggalan Abad ke-14 Dekat Makam Guru Laksamana Raja di Laut
Bentukannya persis seperti tapak bekas pendopo, tempat berkumpul, namun sudah tidak begitu utuh lagi.
Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nolpitos Hendri
Bantuan dari desa ini, kelompok sadar wisata Desa Tamiang, semakin rutin membersihkan lokasi Makam.
Hingga pada pertengahan tahun kemarin Makam mulai ramai dikunjungi masyarakat setempat.
"Dua bulan terakhir mulai ramai, banyak masyarakat sekitar sini dan desa tetangga datang untuk melihat Makam Datuk Gigi Putih ini, yang kita yakini memang Makam tua," ungkap Samiun Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Tamiang membuka cerita.
Antusias tinggi masyarakat ternyata, menambah semangat kelompoknya untuk berbenah tempat tersebut.
Kemudian intensitas merawat tempat ini ditingkatkan mereka dilakukan secara swadaya dan anggaran seadanya.
Hingga pada akhir bulan lalu, kelompok sadar wisata Tamiang membuat gotong royong bersama membersihkan Makam untuk memperluas lahan Makam yang dijadikan wisata religi ini.
Gotong royong ini juga diikuti Kepala Desa Tamiang.
Ketika membersihkan lahan yang saat itu masih banyak tertutup semak belukar, Kepala Desa menemukan susunan bebatuan.
Susunan bebatuan ini sangat menarik perhatian karena seperti bebatuan yang disusun dengan rapi.
"Kita bersama sama ketika itu mencoba mengali sekitar empat puluh sentimeter.
Terlihat susunan bebatuan ini sepertinya semakin besar, hingga akhirnya terus kita buka sampai temukan susuna bebatua ini seluas delapan kali delapan meter" tambah Samiun.
Bentukannya persis seperti tapak bekas pendopo, tempat berkumpul, namun sudah tidak begitu utuh lagi.
Selain itu sekitaran lokasi juga banyak ditemukan bekasan guci dan pecahan gelas dan piring batu serta ada beberapa Makam lain yang baru ditemukan di sana.
Berdasarkan temuan ini, pihak Desa melaporkan kepada Kecamatan Bandar Laksamana.
Laporan masyarakat ini diteruskan kepada Plh Bupati Bengkalis dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga.
