Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Warga Temukan Tumpukan Batu Diduga Peninggalan Abad ke-14 Dekat Makam Guru Laksamana Raja di Laut

Bentukannya persis seperti tapak bekas pendopo, tempat berkumpul, namun sudah tidak begitu utuh lagi.

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Muhammad Natsir
Warga Temukan Tumpukan Batu Diduga Peninggalan Abad ke-14 Dekat Makam Guru Laksamana Raja di Laut. Foto: Tumpukan batu yang ditemukan warga. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Mendengar nama Datuk Gigi Putih mungkin sedikit asing di telinga ini.

Namun ternyata nama ini sangat akrab di telinga masyarakat Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis.

Nama ini disematkan pada sebuah Makam tua yang terletak di Desa Temiang Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis.

Bahkan jika ingin mencari keberadaan Makam ini sangat mudah ditemukan tidak jauh dari jalan besar.

Bagi masyarakat yang melintas di jalan provinsi penghubung antara Sungai Pakning dengan Kota Dumai jika melintasi desa Tamiang akan melihat sebuah gapura besar yang berada ditepi jalan.

Keberadaannya tepat di sebelah kiri jalan jika melintas dari Sungai Pakning.

Gapura itu secara jelas menuliskan lokasi wisata religi Makam Datuk Gigi Putih.

Warga Temukan Tumpukan Batu Diduga Peninggalan Abad ke-14 Dekat Makam Guru Laksamana Raja di Laut. Foto: Arkeolog sedang melakukan penelitian terhadap batu temuan warga
Warga Temukan Tumpukan Batu Diduga Peninggalan Abad ke-14 Dekat Makam Guru Laksamana Raja di Laut. Foto: Arkeolog sedang melakukan penelitian terhadap batu temuan warga (Tribun Pekanbaru/Muhammad Natsir)

Keberadaannya tidak begitu jauh, cukup berjalan masuk ke dalam sekitar dua ratus meter dari gerbang masuk.

Sesampainya di dalam akan disuguhkan pemandangan sebuah Makam berukuran cukup besar.

Pada Makam ini terlihat dua nisan terbuat dari batu, dari bentuknya bisa dipastikan berumur cukup lama.

Makam ini sebenarnya sudah lama di ketahui warga setempat, namun dahulu tidak begitu diperhatikan.

Sejak dua tahun terakhir, Makam ini mulai di rawat oleh kelompok masyarakat sadar wisata di Desa Temiang.

Kelompok ini beranggotakan sekitar sebelas orang, niat awal mereka ingin menjadikan Makam ini sebagai tempat wisata religi.

Keinginan ini, ternyata disambut baik oleh Kepala Desa Tamiang.

Pihak Desa akhirnya membangunkan gapura sebagai tanda pintu masuk untuk menuju Makam tersebut.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved