Amerika Serikat Takkan Tenang, Iran Bangkitkan Semangat Balas Dendam Kematian Qassem Soleimani
Amerika Serikat takkan tenang sampai balas dendam itu terbayarkan. Iran masih menggelorakan pembalasan atas kematian Qassem Soleimani
TRIBUNPEKANBARU.COM- Amerika Serikat bisa dibikin takkan tenang setelah Iran menolak lupa tragedi terbunuhnya Qassem Soleimani
Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS yang disetujui oleh Presiden Donald Trump pada 3 Januari 2020.
Secara tegas Iran mengatakan akan melakukan balas dendam atas kematian Qassem Soleimani
Demikian dikatakan pejabat Iran, Sabtu (19/9/2020). Dia lagi-lagi membantah rencana membunuh Duta Besar AS di Afrika Selatan.
• Iran Keluarkan Perintah Tangkap Donald Trump, Sebut Terlibat Serangan yang Tewaskan Qassem Soleimani
• Hot News: Instagram Hapus Semua Postingan Tentang Qassem Soleimani Atas Perintah AS
Hal itu sebagai tindakan pembalasan atas pembunuhan jenderal tinggi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Qassem Soleimani.
Namun, Komandan IRGC bersumpah membalas dendam kematian Soleimani secara tegas, serius, dan nyata, lansir CNBCNews, Minggu (20/9/2020)
Dia menyampaikan hal itu dalam sebuah upacara depan para komandan dan staf militer seperti yang dilaporkan Kantor Berita Tasnim pada Minggu (20/9/2020).
Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS yang disetujui oleh Presiden Donald Trump pada 3 Januari 2020.
Soleimani dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam melaksanakan operasi ekstrateritorial IRGC termasuk di Irak, Suriah, Yaman dan Lebanon.
Komandan IRGC mengatakan setiap balas dendam untuk Soleimani akan dilakukan dengan cara yang terhormat,
adil dan adil, bukan pada duta besar wanita AS di Afrika Selatan.
"Jika satu rambut rontok dari seorang Iran, kami akan membakar semua rambut Anda."
"Ancaman ini serius."
• Beredar Video Pembantaian Qassem Soleimani dengan Drone, MAFINDO Berikan Klarifikasi Ini
"Kami tidak akan melakukan perkelahian verbal."
"Kami akan menyerahkan segalanya ke tindakan."
"Kami akan melanjutkan, dengan keyakinan dan kekuatan," dia menambahkan.
Iran telah menolak komplotan tentang pembunuhan diplomat AS di Afrika Selatan tepat setelah tuduhan dibuat ketika Politico menerbitkan laporan pada 13 September 2020.
Tentang dugaan rencana Iran untuk membunuh Lana Marks, teman lama Trump yang memulai pekerjaannya sebagai duta besar untuk Afrika Selatan pada Oktober 2019.
