Tak Cukup Di ASEAN, Kapal Ikan China Ganggu Perairan Lepas Peru, Matikan Signal Agar Susah Dilacak
Tak cukup berseliweran di Laut China Selatan, kawasan ASEAN, China kini sudah jauh berlayar ke Amerika Selatan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Tak cukup berseliweran di Laut China Selatan, kawasan ASEAN, China kini sudah jauh berlayar ke Amerika Selatan.
Armada penangkap ikan milik China dalam jumlah besar terpantau bergerak di pantai Pasifik Amerika Selatan.
Kawasan ini pun mulai memanas dengan keramaian 300 unit kapal penangkap ikan China.
Melansir Los Angeles Times, sekitar 300 kapal bergerak dari tepi cagar laut Galapagos ke perairan lepas Peru.
Pada Selasa sore, dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Trump mengecam China atas berbagai masalah, mulai dari virus corona hingga hak asasi manusia.
Dia juga menyoroti aksi penangkapan ikan dan perilaku maritim Tiongkok, dengan mengatakan bahwa negara tersebut membuang jutaan dan jutaan ton plastik dan sampah ke lautan, menangkap ikan berlebihan di perairan negara lain dan menghancurkan terumbu karang.
Tak lama setelah itu, Kedutaan Besar AS di Peru mengeluarkan tweet yang mengatakan mega-armada China berada di lepas pantainya.
Kedutaan AS di Peru menuduh armada tersebut mengubah nama kapal dan menonaktifkan pelacakan GPS untuk membatasi pengawasan aktivitas armada.
"Penangkapan ikan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ekologi dan ekonomi yang sangat besar," kata tweet itu. Peru tidak bisa menanggung kerugian seperti itu.
Hal itu mendorong tanggapan cepat oleh Kedutaan Besar China di Peru, yang menunjukkan bahwa AS berbohong tentang integritas lingkungan dan maritim armada.
“Kami berharap masyarakat Peru tidak tertipu oleh informasi yang tidak benar,” demikian bunyi pernyataan yang ditulis dalam bahasa Spanyol seperti yang dilansir LA Times.
Peru dan Ekuador sama-sama memiliki armada penangkap ikan yang besar dan sangat bergantung pada makanan laut. Menurut Bank Dunia, pada 2018, kedua negara menangkap 4,5 juta metrik ton ikan, hampir sama dengan Amerika Serikat, tetapi hanya sekitar seperempat dari apa yang dipanen China dari laut.
• Ponselnya Dirampas, Pria Ini Kejar Pakai Dump Truk, Pelaku Jatuh Kena Pepet Lalu Dihajar Warga
• Disebut Menteri Segala Urusan, Begini Reaksi Menko Luhut Binsar Pandjaitan
• Diperintahkan Bupati Gelar Swab Massal, Diskes Inhu Riau Sudah Siapkan 6.000 Alat Swab
Kedua negara mendapat manfaat dari Arus Humboldt, arus air yang dingin dan kaya nutrisi di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan yang membantu memberi makan salah satu daerah penangkapan ikan paling produktif di dunia.
Tahun ini, armada penangkapan ikan China telah mengancam keamanan sumber makanan. Ini menjadi konflik terbaru yang melibatkan dorongan China untuk memanen makanan laut dari lautan di seluruh dunia.
Mulai Juli, pemerintah Ekuador dan kelompok lingkungan internasional mulai melacak armada besar, yang diparkir di tepi Cagar Laut Galapagos, situs Warisan Dunia UNESCO, dan taman nasional Ekuador.
