Menara ATC Keliru Memandu, Musibah Pesawat Garuda Jatuh di Sibolangit 23 Tahun Lalu, 234 Orang Tewas
GA 152 yang seharusnya berbelok ke arah kiri malah diarahkan ke kanan sehingga menabrak tebing gunung, yang jaraknya 48 km dari kota Medan.
Menurut Sarin, ia mendengar lagi suara ledakan keras berulang-berulang yang tidak dapat dihitungnya berapa kali.
Ledakan itu diselingi suara benturan badan pesawat dengan pohon besar sebelum pecah berkeping-keping.
Setelah itu, ia melihat api membumbung tinggi.
Siang Ketaren (55) warga Dusun V, Desa Sembahe juga memberikan kesaksian serupa dengan Sarin.
Saat kejadian, ia sedang bersama 10 temannya yang duduk-duduk di warung kopi.
Meski tidak melihat pesawat, mereka terkejut ketika mendengar suara ledakan sangat keras dan diikuti ledakan keras berikutnya berkali-kali.
"Kami berlari ke lokasi jatuhnya pesawat itu.
Sesampainya di sana yang kami lihat hanya api yang masih berkobar.
Setelah itu kami mengutus Pilot Purba untuk melapor ke Polsek," ungkap siang.
Kengerian kecelakaan itu juga disaksikan oleh petugas SAR saat mengevakuasi korban.
Sesekali mereka mengekspresikan kengeriannya.
Terkadang mereka meringis saat harus mengumpulkan potongan tubuh yang bergelimang darah.
Hampir seluruh mayat yang ditemukan tidak ada yang utuh.
Investigasi
Harian Kompas, 5 Oktober 1997 memberitakan, kejadian nahas tersebut kemungkinan tidak terjadi apabila pilot menolak perintah petugas menara ATC.