Penanganan Covid

25 Tenaga Kesehatan di Inhu Terinfeksi Covid-19 Jalani Isolasi, Ini Rinciannya

Sebanyak 25 tenaga kesehatan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Ariestia
KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG
ILUSTRASI 

TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Sebanyak 25 tenaga kesehatan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Inhu, Elis Julinarti seluruh tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 di Kabupaten Inhu saat ini tengah menjalani isolasi.

Hingga Sabtu (3/10/2020) kemarin jumlah pasien positif Covid-19 di Inhu sebanyak 96 orang.

Elis juga merincikan tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 di Kabupaten Inhu.

Sebanyak 7 tenaga kesehatan bertugas di Puskesmas Air Molek, 9 orang di Puskesmas Pangkalan Kasai, 1 orang di Puskesmas Kambesko, 4 orang di Puskesmas Lirik, 2 orang di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Safira, dan 2 orang di Puskesmas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat.

"Rata-rata adalah para medis dan satu orang dokter," kata Elis.

Asyik Pesta Narkoba, Empat Pemuda Mandau Diciduk Polisi Bengkalis

Elis juga merincikan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Inhu sebanyak 96 orang.

Hingga tanggal 3 Oktober 2020 kemarin tidak ada penambahan Covid-19.

Sementara itu jumlah pasien sembuh di Kabupaten Inhu terus meningkat.

Pada tanggal 3 Oktober 2020 lalu jumlah pasien sembuh dari infeksi Covid-19 di Kabupaten Inhu sebanyak 13 orang.

Berdasarkan data dari Dinkes Inhu jumlah pasien sembuh di Inhu sebanyak 59 orang.

Sementara itu jumlah pasien Covid-19 yang meninggal di Kabupaten Inhu sebanyak lima orang.

Untuk kasus suspek Covid-19 di Kabupaten Inhu sebanyak 512 orang, tiga orang menjalani isolasi di rumah sakit, dan 512 orang tercatat melakukan isolasi mandiri.

"Hingga saat ini 477 orang sudah selesai isolasi mandiri, dan tujuh orang meninggal dunia. Total kumilatif suspek di Inhu sebanyak 999 orang," katanya.

Elis juga menyampaikan totak kumulatif pemeriksaan rapid yang sudah dilakukan di Inhu hingga tanggal 1 Oktober 2020 sebanyak 4378 orang.

Sementara kumulatif pemeriksaan swab hingga tanggal 1 Oktober 2020 sebanyak 1304 orang. (*)

Lima Kabupaten Kota di Riau Masih Berstatus Zona Merah, Gubri: Jangan Anggap Remeh Covid-19

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Riau agar tidak menganggap remeh wabah Covid-19.

Hal ini ditegaskan Gubri Syamsuar menyusul tingginya kasus Covid-19 di Riau. Bahkan virus yang berasal dari Wuhan China ini sudah merenggut 177 warga Riau.

"Saya tegaskan masyarakat untuk tidak boleh menganggap Covid-19 ini remeh. Makanya sekarang kami lihat di Kota Pekanbaru masih banyak masyarakat yang tidak disiplin terhadap protokol kesehatan," kata Gubri Syamsuar, Minggu (4/10/2020) yang mengaku jengkel saat melihat masyarakat masih banyak yang abai dalam menjalankan protokol kesehatan.

Akibat terjadinya lonjakan kasus pasien positif Covid-19 sejak beberapa bulan ini, membuat sejumlah daerah di Riau berstatus zona merah Covid-19.

 Siapa Sebenarnya Ahong? Pria yang Ngaku TNI dan Bawa Mobil Berpelat TNI, Puspomad Buka Suara

Syamsuar mengatakan, bahwa hampir di semua daerah seluruh Kabupaten/Kota se-Riau di setiap harinya mempunyai penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19.

Hingga saat ini setidaknya ada 5 daerah Kabupaten dan Kota yang beresiko tinggi akan Pandemi Covid-19 yang mana diantaranya ialah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kota Dumai, dan Kabupaten Indragiri Hilir.

"Kalau ini nanti terjadi penambahan lagi, maka akan ada tambahan satu kabupaten lagi yang akan masuk zona merah Covid-19, yaitu Kabupaten Pelalawan," ungkapnya

Syamsuar menjelaskan, bahwa 5 Kabupaten/Kota ini berisiko tinggi dan termasuk zona merah. Akan tetapi selain dari 5 daerah tadi, saat ini hampir sebagian besarnya adalah zona orange Covid-19.

Syamsuar mengungkapkan, sebagian besar pasien terkonfirmasi Covid-19 banyak yang berasal dari Orang Tanpa Gejala (OTG).

Sehingga mereka terlihat biasa-biasa saja, namun didalam tubuhnya sebenarnya sudah terinfeksi virus korona yang berpotensi menularkan ke orang lain disekitarnya.

Untuk itu, Gubri Syamsuar meminta kepada pasien OTG, khususnya yang melakukan isolasi mandiri di rumah ahar disiplin dalam protokol kesehatan.

Di antaranya memakai masker. Memakai masker ini dikarenakan bahwa penularan Covid-19 ini salah satunya terjadi melalui mulut dan hidung.

 Tarif Uji Swab Covid-19 Akan Diturunkan Menjadi Rp 900 Ribu, Pemprov Riau Sedang Kaji Regulasinya

"Kita memakai masker itu memiliki manfaatnya, masker ini bisa setidak-tidaknya 70 persen melindungi dari penularan Covid-19. Rajin saja memakai masker merupakan salah satu ikhtiar Allah selamatkan kita," ujarnya.

Kemudian, yang kedua, adalah menjaga jarak minimal satu meter, hal ini dilakukan agar tidak ada penularan.

Selanjutnya juga menghindari kerumunan, karena jika melakukan kerumunan pasti akan ada penuluran.

Terakhir yaitu mencuci tangan, maka setiap perkantoran sekolah dan lainnya harus memiliki tempat mencuci tangan atau memiliki handsanitizer sendiri, sebab ditangan itu juga salah satu tempat penularan.

"Artinya 4 M ini sangat mudah sekali, hanya dalam penerapannya lagi. Walaupun adanya pemerintah melakukan penegakkan disiplin hukum dan melakukan denda, akan tetapi masih banyak juga yang melanggar," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit/Syaiful Misgiono)

Catatan Redaksi: 

Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved