Ragam Komentar Netizen di Akun Instagram Puan Maharani: Ada yang Kangen Tangisan Puan Membela Rakyat

Selain dari pasal-pasalnya yang ditentang buruh dan aktivis lingkungan, pengesahan RUU Cipta Kerja juga dinilai tergesa-gesa.

wartakota
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menangis saat membacakan pernyataan sikap dan rekomendasi Rakernas IV PDI-P di Semarang, Jawa Tengah, 2014 silam. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sosok Puan Maharani menjadi sorotan beberapa hari ini.

Sebab, putri Megawati Soekarnoputri ini dinilai menjadi sosok yang paling bertanggung jawab atas disahkannya RUU Cipta Kerja.

Sebagaimana yang terjadi, RUU Cipta Kerja menuai banyak kontroversi.

Selain dari pasal-pasalnya yang ditentang buruh dan aktivis lingkungan, pengesahan RUU Cipta Kerja juga dinilai tergesa-gesa.

Terlebih di masa pandemi.

Hasilnya, akun instagram Puan Maharani diserbu warganet.

Beragam komentar yang jumlahnya ratusan ribu.

Berikut tribunpekanbaru.com kutip beberapa komentar warganet.

UU Cipta Kerja Disahkan, Hotman Paris Senang: Jadi Ladang Uang Baru

Niat Mau Senang-senang di Tempat Hiburan Malam Tak Kesampaian, Belum Sampai Keburu Ditangkap

Update Kasus Covid-19 di Pelalawan, Tingkat Kesembuhan 45 Persen dari Total Terkonfirmasi Positif

Mulai dari yang serius hingga bernada ejekan.

sirubbyjp Kerjanya puan yg saya lihat : Matiin mikrofon
learnlrn saya yakin alm. Soekarno kecewa sedih melihat ini
indahfarahdina bu puan, kalo RUU cipta kerja di sahkan apa saya yg mau melahirkan harus bekerja keesokan hari ininya? apa jaitan diperut saya tidak berasa sama sekali? apa tidak ada baby blue yg saya rasakan? apa saya tidak bisa beristirahat sejenak untuk mengurus bayi saya? apa saya tidak dapat kompensasi gaji selama saya beristirahat setelah melahirkan? tolong dipikirkan lagi bu puan. bukan menciptakan lapangan kerja tp ini akan membuat kami kembali seperti bekerja rodi di jaman penjajahan. sudah merdeka tp ini bukan merdeka tp mempersempit hak kami untuk mendapatkan hak hidup yg layak. otak kami tidak bekerja terus2, kami harus berdoa, dan mengurus keluarga kami. bukan gila kerja tp lama2 kita yg gila beneran bu puan.
ridwan.rude Kalo orang lagi ngomong jangan dimatiin mic nya, gada pantes² nya duduk dipemerintahan.
naufal_fosha #tolakomnibuslaw .. Mba Jadilah Amanah ' Lihat dan pikirkan kesejahteraan Buruh2'
vebrinayosalfa #tolakomnibuslaw Manaa hati nurani mu wahai penguasa ,rakyat kecil d tindas trss seenak'y sajaa bikin ruu hanya alloh yg membalas sakit hati rakyat kecil
michelynadelyasedubun keterlaluan. ibu tidak memikirkan buruh" di indonesia. sya sngat kecewa mendengar semua ini. jujur sya menangis. hati sya serasa tersayat. oleh keputusan ibu #puanmaharani
qere_shop Ayo nanti kalo udh di akhirat kita tagih janji janjinya
asep.syaeful.amir Kangen bu Puan yang dulu suka nangis nangis sok belain rakyat,, tp sekarang setelah berkuasa malah 180° berbeda. Lebih baik bu Puan tak berkuasa sok sokan belain rakyat, dari pada bu Puan yang berkuasa..

Sementara itu, Akun Instagram Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mendadak dihujani ribuan komentar dari netizen, tak lama setelah RUU Cipta Kerja disahkan jadi undang-undang.

Menurut Azis Syamsuddin, banyak kata-kata dalam komentar tersebut tidak sepatutnya diutarakan di media sosial.

"Saya baru mengetahui pada pagi tadi usai mengecek Instagram dan membuat saya kaget karena tidak pernah sampai puluhan ribu komentar," kata Azis kepada wartawan, Selasa (6/10/2020). 

tribunnews

Mantan Ketua Komisi III itu mengatakan, sampai malam ini dirinya sudah mendapat komentar sekitar 26.091 dari postingan foto terakhir kegiatannya.

Politikus Partai Golkar itu menegaskan bahwa hal ini merupakan sebuah dinamika dalam berdemokrasi.

"Biasanya hanya puluhan komentar yang ada dari setiap postingan kegiatan saya, luar biasa ini komentar isinya puluhan ribu hanya dalam hitungan hari," pungkasnya.

Adapun DPR telah mengesahkan RUU Cipta Kerja menjadi UU pada Rapat Paripurna Senin (5/10/2020).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved