Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Halalkan Segala Cara, Trump Diberi Antibodi yang Berasal Dari Ginjal Janin Aborsi

Hal yang paling mengerikan dari antibodi ini lantaran berasal dari jaringan ginjal janin yang diaborsi.

Dailymail
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencium penasihat Hope Hicks 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Hingga saat ini dunia medis masih berjibaku mencari obat Covid-19 yang manjur. 

Tak jarang para ilmuwan menggunakan berbagai cara agar obat dan vaksin dari penyakit mematikan itu segera ditemukan. Termasuk hal yang dianggap keji. 

Namun, atas nama ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, cara-cara tersebut pun dihalalkan.

Baru-baru ini, metode pengobatan yang diterima oleh Presiden AS Donald Trump membuat gempar dunia.

Pasalnya, melansir CBS News, antibodi yang diterima Presiden AS Donald Trump disebut-sebut dikembangkan menggunakan sel-sel manusia.

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Hal yang paling mengerikan dari antibodi ini lantaran berasal dari jaringan ginjal janin yang diaborsi.

Praktik aborsi merupakan tindakan yang ditentang oleh Gedung Putih.

CBS News memberitakan, pada minggu lalu, Trump menerima campuran antibodi monoklonal dari Regeneron Pharmaceuticals, sebuah terapi eksperimental untuk virus corona yang masih menjalani pengujian dan belum mendapatkan persetujuan dari FDA.

Dalam video berdurasi hampir lima menit yang diposting ke Twitter pada hari Rabu, presiden memuji efeknya dan menyebut sebagai "kunci".

"Saya pikir ini adalah berkah dari Tuhan karena saya tertular (virus), saya pikir itu adalah berkah terselubung," kata Trump dalam video tersebut.

"Saya menangkapnya, saya mendengar tentang obat ini, saya berkata, 'Biarkan saya meminumnya' ... dan cara kerjanya luar biasa."

Tetapi cara pembuatan koktail antibodi pada penelitian sel induk bertentangan dengan posisi pemerintahan Trump.

Menurut juru bicara Regeneron melalui email ke CBS News, pada Kamis (8/10/2020), potensi obat itu diuji di laboratorium menggunakan sel HEK 293T, garis sel yang aslinya berasal dari jaringan ginjal janin hasil aborsi di Belanda pada 1970-an.

"Sel-sel tersebut digunakan untuk menguji kemampuan calon antibodi untuk menetralkan virus dan membantu para peneliti menentukan dua antibodi terbaik, yang sekarang membentuk koktail REGN-COV2," kata juru bicara itu.

Kendati demikian, tidak ada jaringan janin pada produk akhir.

Sumber: Kontan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved