Dilaporkan Sepakati Gencatan Senjata, Armenia dan Azerbaijan Saling Serang Rudal dan Tembakan
Usai dua minggu pertempuran, kedua negara menyetujui memberlakukan gencatan senjata sementara ketika digelar pembicaraan di Moskwa, Rusia pada Jumat
Ada juga pertempuran sengit menjelang gencatan senjata.
Otoritas etnis Armenia yang mendeklarasikan diri di Nagorno-Karabakh mengatakan Azerbaijan menembakkan rudal ke lingkungan sipil di kota utama, Stepanakert.
Sementara Armenia menuduh pasukan Azerbaijan meningkatkan serangan drone.
Sedangkan, Azerbaijan mengatakan, Armenia telah menyerang daerah berpenduduk di dekat Nagorno-Karabakh dan mengatakan pihaknya membalas tembakan.
Pada hari Kamis, Armenia menuduh Azerbaijan sengaja menembaki katedral bersejarah di Nagorno-Karabakh.
Pada saat yang sama, Azerbaijan mengatakan bahwa kota terbesar kedua, Ganja, dan wilayah Goranboy telah dihancurkan oleh pasukan Armenia, dengan setidaknya satu warga sipil tewas.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan memperingatkan tentang "genosida" di wilayah itu, dan mengatakan itu adalah "Armenia, tanah orang Armenia".
Bentrokan itu telah membuat setengah dari populasi Nagorno-Karabakh - sekitar 70.000 orang - mengungsi, menurut kata para pejabat.
Stepanakert telah mengalami beberapa hari penembakan dengan penduduk yang berlindung di ruang bawah tanah dan sebagian besar kota dibiarkan tanpa listrik.
Armenia dan Azerbaijan berperang memperebutkan Nagorno-Karabakh pada 1988-1994, akhirnya mengumumkan gencatan senjata.
Meski demikian, kedua negara tidak pernah mencapai penyelesaian dalam perselisihan mereka.
(Sumber: Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gencatan Senjata antara Armenia dan Azerbaijan Masih Diwarnai Serangan Rudal dan Tembakan"