Sukses Atasi Karhutla, Gubri Syamsuar Minta Pembangunan Kanal Bloking Harus Tetap Dilakukan
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta agar semua pihak tetap waspada atas kemungkinan terjadinya kebakaran lahan
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau patut berbangga.
Sebab tahun ini berhasil menekan angka kebakaran lahan di Riau. Bahkan menurun hingga 83 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang lalu.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta agar semua pihak tetap waspada atas kemungkinan terjadinya kebakaran lahan.
Meski saat ini musim hujan mulai terjadi, namun bukan berarti potensi Karhutla tidak ada.
Baca juga: Terus Ingatkan Warga Pakai Masker, Satgas Terpadu Inhil Komitmen Bantu Pengurangan Klaster Baru
Baca juga: Mengabdi Puluhan Tahun dan Tak Pernah Lakukan Pelanggaran, Dua Anggota Polres Inhu Ini Naik Pangkat
Baca juga: DURHAKA,Curi Mobil di Showroom Ayah Sendiri,Digadaikan Rp 20 Juta, Pria Muda Harus Mendekam di Bui
Selain mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terjadinya Karhutla, Gubri Syamsuar kembali mengingatkan kepada OPD terkait dan dunia agar memprioritaskan pembangunan kanal bloking.
Sebab, kata Gubri, meski saat ini tidak lagi terjadi bKarhutlan, namun pembangunan kanal bloking masih tetap dibutuhkan di Riau.
Ini sangat berguna untuk upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan, ungkap Gubri Syamsuar.
"Untuk sekarang karhutla di Riau memang tidak terjadi seperti tahun sebelumnya. Namun, seperti Riau dan provinsi lain yang langganan karhutla, sudah seharusnya memprioritaskan kembali pembangunan kanal bloking,"kata Gubri Syamsuar, Rabu (4/11/2020).
Hingga saat ini, sebut Gubri, area lahan yang terbakar di Riau tergolong cukup luas, walaupun secara kuantitas angkanya menurun jika dibandingkan tahun lalu.
Akan tetapi setiap masuk musim kering, ada saja terjadi kebakaran lahan.
"Masalah ini sudah sepatutnya mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, terutama pemerintah pusat."
" Maka dari itu, pemerintah pusat juga menyarankan bantuan yang diberikannya untuk penanggulangan, dibangunkan terhadap kanal bloking, termasuk embung air di kawasan langganan Karhutla,"ujarnya.
Gubri Syamsuar mengungkapkan, sejauh ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) memang sudah membangun di beberapa wilayah embung air.
Namun jumlah itu masih dianggap belum cukup, mengingat lahan gambut di Riau sendiri sangat luas.
"Jadi kita masih membutuhkan pembangunan embung air tersebut, guna mengantisipasi kekeringan di saat musim kemarau tiba, serta dapat melakukan penanggulangan terhadap Karhutla," katanya.