Waduh! Dua Anak SD di Prancis Sebut Samuel Paty Guru yang Tunjukan Kartun Nabi Pantas Mati
Namun, dua anak-anak yang berjenis kelamin laki-laki itu pun harus berurusan dengan hukum.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Tak semua anak-anak sekolah di Prancis bersimpati terhadap Samuel Paty, guru yang tewas dipenggal karena tunjukan kartun Nabi terbitan majalah satir Charlie Hebdo.
Dua anak-anak yang masih berusia 12 tahun di negara itu bahkan mengatakan, Samuel Paty pantas mati.
Namun, dua anak-anak yang berjenis kelamin laki-laki itu pun harus berurusan dengan hukum.
Dilansir dari The Sun, Jaksa di Strasbourg mengatakan bahwa dua insiden serupa juga dilaporkan melibatkan anak-anak berusia delapan dan sembilan tahun - yang mendorong penyelidikan kesejahteraan sosial.
Anak-anak berusia 12 tahun itu konon mengatakan bahwa Paty pantas mati setelah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad di ruang kelasnya.
Samuel Paty , 47, menerima Legiun d'Honneur secara anumerta dalam upacara penghormatan nasional di Sorbonne di Paris setelah dia dipenggal oleh seorang jihadi di tengah jalan.
Dia dibunuh secara brutal oleh Abdullakh Anzorov, kelahiran Chechnya, yang menerbitkan gambar kepala guru yang terpenggal di Twitter sebelum dia sendiri ditembak mati oleh polisi.
Anzorov menulis: "Saya mengeksekusi salah satu hellhound Anda yang berani meremehkan Muhammad."
Macron akui Prancis berutang ke Islam
Dunia Islam hingga saat ini masih geram dengan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai melecehkan dan menghina Islam.
Gelombang boikot dari berbagai negara Islam pun menerpa produk Prancis.
Semua itu terjadi karena majalah satir Charlie Hebdo yang telah mengoyak-ngoyak toleransi dengan dalih kebebesan berekspresi dan kebebasan berpendapat.
Pernyataan Emmanuel Macron yang membela penerbit karikatur Nabi, Majalah Charlie Hebdo pun menimbulkan kekerasan yang mengatasnamakan Islam.
Islam kembali ditunggangi oleh kelompok radikal ISIS.
Mereka pun menyerang tempat ibadah di Wina, Austria.
