Tradisi Menumbai Madu Sialang di Kabupaten Pelalawan, Mengungkap Sosok Juragan Tua dan Mantra Gaib

Menumbai lebah suatu tradisi masyarakat Riau yang masih bertahan dan dilestarikan hingga saat ini dan menjadi mata pencaharian masyarakat

Editor: Nolpitos Hendri
Foto/Istimewa
Tradisi Menumbai Madu Sialang di Kabupaten Pelalawan, Mengungkap Sosok Juragan Tua dan Mantra Gaib. Foto: Saptu menunjukkan sarang madu Sialang 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Menumbai lebah suatu tradisi masyarakat Riau yang masih bertahan dan dilestarikan hingga saat ini dan menjadi mata pencaharian masyarakat.

Secara tradisi lebah diberi julukan “Lalat Putih Sri Majun” karena lebah adalah jenis serangga sebagai lambang rezeki.

Ia memberikan madu yang berkhasiat untuk obat bermacam penyakit.

Mencari madu merupakan profesi bagi seorang atau sekelompok orang.

lebah dalam jumlah ribuan dalam satu kelompok dipimpin "ratunya" tinggal dipohon sialang yang rindang dan tinggi.

Untuk mengambil madunya diperlukan usaha memanjat pohon sialang. Kegiatan tersebut disebut dengan “menumbai”.

Manumbai berasal dari kata “umbai” yaitu keadaan sebuah tali yang berada di atas dengan ujungnya terkulai ke bawah.

Tali yang tergantung selalu disebut terumbai atau terjulai.

Upacara tradisi manumbai yaitu adalah tradisi pengambilan madu di pohon sialang diturunkan dengan tali yang terulur ke bawah.

Upacara manumbai madu lebah dilaksanakan di malam hari saat bulan gelap dengan maksud agar lebah tak dapat melihat pemanjat.

Penumbai terdiri dari:

1). Juragan Tua adalah orang yang telah berprofesi lama, banyak pengalaman dan telah menguasai ilmu manumbai luar dalam.

Ia bertanggung jawab atas keberhasilan dan keselamatan para pembantunya.

Tugasnya melakukan penyemahan lokasi manumbai agar terhindar dari makhluk gaib dan binatang hutan.

2). Juragan muda terdiri dari seorang atau beberapa orang yang bertugas membantu juragan tua, menyiapkan segala keperluan manumbai, seperti membuat tunam (suluh yang terbuat dari seludang kelapa yang kering), membuat semangkat (tangga bersambung utk memanjat), menebas dan membersihkan pangkal pohon sialang, membuat para-para tempat memeras sarang lebah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved