Tegang, Vladimir Putin Ogah Akui Kemenangan Joe Biden, Hubungan Kedua Negara Semakin Meruncing
Presiden Rusia Vladimir Putin ogah mengakui kemenangan Joe Biden dalam Pemilu Presiden ( Pilpres ) Amerika Serikat.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin ogah mengakui kemenangan Joe Biden dalam Pemilu Presiden ( Pilpres ) Amerika Serikat.
Putin Senin (9/11/2020) menegaskan tidak akan pernah mengakui Joe Biden sebagai Presiden AS.
Dilansir The Daily Beast, Senin (9/11/2020) tak seorang pun di Moskow meragukan bahwa Joe Biden akan terus membela kepentingan Ukraina dan menghukum Rusia karena mencaplok Krimea.
Sebuah laporan Departemen Keuangan AS pada awal September 2020 mengatakan anggota parlemen Ukraina, Andriy Derkach, di garis depan mendorong disinformasi tentang Biden dan putranya Hunter.
Keduanya dituduh telah menjadi agen aktif satu dekade lebih.
Beberapa minggu jelang pemilihan presiden AS, pejabat Kremlin menyatakan Rusia jauh dari kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat.
Gedung Putih menolak usulan Putin untuk mempertahankan kesepakatan besar terakhir, New Start, tetap hidup.
Perjanjian tersebut berakhir pada Februari 2021.
Ketika negosiasi senjata terurai, Rossiya-24, sebuah stasiun televisi pemerintah, menyiarkan pertemuan Putin dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sehingga seluruh bangsa dapat menyaksikan reaksi Putin:
"Jadi kita memiliki ancaman yang jelas untuk meninggalkan dunia tanpa kesepakatan ini?" Putin bertanya.
Baca juga: Sedang Asyik Berduaan di Kamar, Pasangan Sekingkuhan Dilabrak Sang Suami
Baca juga: Siswi SMK Diajak Ketemuan, Berakhir di Ranjang, Korban Diseret ke Bangunan SD dan Digilir
Baca juga: Nia Ramadhani Naik Mobil Pikap Demi Asisten Pribadinya, Benarkah? Ini yang Terjadi
Lavrov menegaskan tanpa dokumen lain yang akan memberikan pendekatan timbal balik untuk mempertahankan stabilitas strategis.
Ahli Kremlinologi yang berbasis di Washington Nikolay Zlobin meramalkan Rusia akan menjadi musuh Amerika No. 1 di bawah kepresidenan Biden.
Zlobin mengatakan kepada kantor berita Interfax sanksi ekonomi terhadap Rusia di bawah kepemimpinan presiden Demokrat tidak akan ada habisnya.
"Putin akan menunggu keputusan resmi dari hasil pemilu, sertifikasi dari negara bagian, sebelum memberi selamat kepada Biden," kata Sergei Markov, seorang analis yang dekat dengan Kremlin, kepada The Daily Beast.
"Tidak ada yang mengharapkan dia menjadi pemimpin independen, agen rahasia AS yang anti-Rusia akan terus menjalankan Amerika," prediksi Markov.
