Waspada DBD Merebak di Pekanbaru, Sudah Tiga Orang Meninggal Dunia
Masyarakat Pekanbaru harus mewaspadai penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini DBD sudah merenggut nyawa tiga orang meninggal dunia.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Masyarakat Pekanbaru harus mewaspadai penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
Saat ini DBD sudah merenggut nyawa tiga orang meninggal dunia.
Dua dari pasien meninggal bermukim di Kecamatan Tenayan Raya.
Sedangkan satu lagi merupakan warga Kecamatan Senapelan.
Kecamatan Tenayan Raya masih menjadi wilayah dengan kasus DBD terbanyak di Kota Pekanbaru.
Jumlah kasus DBD di Kecamatan Tenayan Raya mencapai 84 kasus.
Ada empat kecamatan lainnya yang punya kasus DBD cukup tinggi.
Keempat kecamatan tersebut yakni Tampan, Marpoyan Damai, Bukit Raya dan Payung Sekaki.
Baca juga: Camat, Lurah dan Tenaga Honorer Dilaporkan Langgar Netralitas ASN, Baw
Baca juga: Kasus Keributan Tim Kampanye Paslon nomor 4 dengan Panwascam di Inhu Dihentikan, Ini Sebabnya
Baca juga: Kisah Puja Lestari, Anak Pedagang Kelapa Muda Asal Inhu Menggapai Mimpi Menjadi Atlet Internasional
Tampan sebanyak 77 kasus, Marpoyan Damai sebanyak 67 kasus, Payung Sekaki sebanyak 57 kasus dan Bukit Raya sebanyak 53 kasus.
Kemudian ada 36 kasus di Kecamatan Limapuluh, 30 kasus di Kecamatan Rumbai dan 25 kasus di Kecamatan Rumbai Pesisir.
Lalu 20 kasus di Kecamatan Senapelan dan 18 kasus di Kecamatan Sukajadi.
Sedangkan di Kecamatan Pekanbaru Kota dan Kecamatan Sail masing-masing sebanyak tujuh kasus.
Total kasus DBD yang tercatat hingga saat ini di akota Pekanbaru mencapai 481 kasus hingga pertengahan November 2020.
"Kami imbau agar masyarakat semakin waspada dnegan penyebaran kasus DBD," jelas Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy kepada Tribun, Jumat (20/11/2020).
Menurutnya, kasus DBD masih terus bertambah. Apalagi saat ini memasuki musim penghujan.
Baca juga: Medsos Heboh Video Iring-iringan Mobil TNI Berhenti di Depan Markas FPI, Pimpinan DPR RI Beri Respon
Baca juga: Ada Penggunaan Bahasa Jawa dalam Drama TV Jepang, Ternyata karena Rasa Nyaman Produser
Baca juga: Cari Pengganti CPNS 2019 yang Mengundurkan Diri, BKPP Kuansing Kirim Surat ke Panselnas
Zaini mengajak masyarakat menerapkan 3 M yakni menguras bak penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas.
Selain itu bisa melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Masyarakat harus mewaspadai genangan air yang ada di bak kamar mandi, penampungan air, air pembuangan kulkas, pot bunga hingga dispenser air minum.
Tempat tersebut bisa menjadi sarang nyamuk berkembang biak.
"Waspada bila ada genangan di rumah atau dekat lingkungan rumah," ulasnya.
Pihaknya memantau lingkungan dari pasien DBD melakukan fogging di lingkungan tersebut.
Diskes juga mendapati pasien yang tinggal di kawasan banyak genangan air.
Kondisi ini mempermudah jentik nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
Zaini mengajak masyarakat supaya menjaga kebersihan lingkungan.
Pihaknya mengajak untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
DBD mudah menyebar karena faktor lingkungan yang kotor akan menjadi sarang.
Kondisi ini mempercepat kembang biak nyamuk Aedes aegypti.
"Maka kami imbau agar jaga kebersihan di lingkungannya," ujarnya.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)