Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Covid-19 Belum Berakhir, WHO Sudah Ingatkan Bahaya Resistensi Antimikroba, Apa Pula Itu?

Resistensi sendiri semakin tumbuh pada beberapa tahun terakhir karena penggunaan berlebih obat-obatan, baik pada manusia maupun hewan ternak.

Shutterstock/Alexandros Michailidis
Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO Tedros menyatakan Virus Coronatak terkendali 

Saat seseorang terkena gempuran mikroba yang resisten, dia berpotensi mengalami sakit yang lebih berat dan risiko kematian lebih tinggi.

"Jadi perlu diingat, antibiotik itu bahaya. Kalau kita makan antibiotik, nanti bakteri di badan (berpotensi) jadi bakteri resisten," kata Purnamawati.

Sejak ditemukan pada tahun 1920, antibiotik telah menyelamatkan puluhan juta nyawa. Namun, bakteri mulai membangun resistensi pada obat yang sama.

Resistensi antibiotik adalah masalah sangat serius yang dihadapi seluruh dunia.

Bakteri yang kebal terhadap berbagai jenis antibiotik disebut Superbugs.

Orang yang terinfeksi Superbugs sangat sulit disembuhkan dan terapinya membutuhkan biaya yang sangat mahal. Beberapa kasus berakhir menyebabkan cacat permanen, bahkan kematian.

Penyakit infeksi bakteri, seperti pneumonia, TBC, gonorrhoea, salmonellosis, dan keracunan darah dari tahun ke tahun semakin sulit diobati dengan antibiotik.

Federasi Internasional untuk Asosiasi dan Produsen Farmasi (IFPMA) mengatakan, Superbug telah menyebabkan banyak korban.

"Sekitar 700.000 orang secara global meninggal dunia setiap tahunnya karena resistensi antimikroba," kata pihak IFPMA.

Korban meninggal 10 juta

Mereka menilai, tanpa adanya tindakan yang kuat untuk memastikan penggunaan tepat pada antibiotik yang sudah ada, angka tersebut dapat meningkat hingga 10 juta pada 2050.

WHO mengatakan, resistensi antimikroba membahayakan keamanan pangan, perkembangan ekonomi, dan kemampuan planet untuk melawan penyakit.

Resistensi menjadi pemicu meningkatnya biaya layanan kesehatan, admisi rumah sakit, kegagalan pengobatan, penyakit yang parah, hingga kematian.

WHO bergabung dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan meluncurkan tim baru untuk mengadvokasi aksi darurat dalam melawan ancaman ini.

"Kami membutuhkan aksi yang terkoordinasi di seluruh dunia untuk mengawasi infeksi, mengimplementasikan langkah pengendalian yang dibutuhkan, dan meningkatkan kesadaran gobal terhadap penggunaan antibiotik yang meluas," kata Wakil Ketua Tim Perdana Menteri Sheikh Hasina dari Bangladesh.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/21/192700565/who--resistensi-antimikroba-sama-bahayanya-dengan-pandemi?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved