Covid-19 Belum Berakhir, WHO Sudah Ingatkan Bahaya Resistensi Antimikroba, Apa Pula Itu?
Resistensi sendiri semakin tumbuh pada beberapa tahun terakhir karena penggunaan berlebih obat-obatan, baik pada manusia maupun hewan ternak.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan tentang tumbuhnya resistensi antimikroba yang sama berbahayanya dengan pandemi virus corona.
Mengutip laporan AFP, Sabtu (21/11/2020), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut masalah ini sebagai "salah satu ancaman kesehatan terbesar sepanjang waktu".
Resistensi sendiri semakin tumbuh pada beberapa tahun terakhir karena penggunaan berlebih obat-obatan, baik pada manusia maupun hewan ternak.
" Resistensi antimikroba mungkin tidak terlihat sedarurat pandemi, tetapi sama bahayanya," kata Tedros.
Menurut dia, resistensi antimikroba ini mengancam perkembangan medis dan membuat kita tidak memiliki pertahanan terhadap infeksi yang saat ini dapat diobati dengan mudah.
Baca juga: Usai Selamatkan Anaknya yang Terkulai Lemas Dalam Sumur, Sang Ayah Meninggal
Baca juga: Pamannya Tewas Kecelakaan, Wanita Ini Gembira di FB, Lalu Minta Maaf Pasca Dilabrak Warga & Netizen
Baca juga: Drama Korea Start-Up Episode 11 Sub Indo Malam Ini, Nonton Online Drama Korea
Resistensi antimikroba
Kebanyakan orang umumnya hanya mengenal antibiotik. Antibiotik sendiri adalah bagian dari antimikroba.
Melansir Kompas.com, 24 November 2019, mikroba melingkupi di dalamnya berbagai jenis organisme, yaitu virus, bakteri (bios/biotik), jamur, protozon ataupun parasit.
Oleh karena itu, antimikroba merupakan obat yang penting untuk mengobati infeksi pada manusia dan hewan yang diakibatkan organisme jahat mikroba yang menyerang tubuh.
Adapun sifat dari antimikroba adalah menghambat perkembangbiakan organisme jahat tersebut.
Dokter Purnawati Sujud SpA mengatakan, antimikroba ini baik untuk pengobatan.
Akan tetapi, jika tubuh sudah resisten (menolak) terhadap antimikroba ini, maka penyakit akan sulit disembuhkan.
"Setiap kali antibiotik digunakan, timbul juga risiko adanya resistensi antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau kurang bijak akan semakin memperparah situasi tersebut," kata Purnamawati dalam acara media briefing Pekan Kesadaran Antimikroba Dunia 2020 yang dilakukan daring pada Rabu (18/11/2020).
Baca juga: UPDATE Pesta Pernikahan Anak Kepala BPBD Dibubarkan, Sudah Diingatkan Polisi 3 Minggu yang Lalu
Baca juga: Pesan WhatsApp yang Terhapus Ternyata Masih Bisa Dikembalikan, Begini Caranya
Baca juga: Siapa Olivia Allan? SOSOK Istri Denny Sumargo: Pernah 3 Tahun Tidak Sekolah buat Keliling Dunia
Dampak dan bahayanya