Cari Bunga hingga Masuk Hutan, Dua Orang Ini Hilang di Gunung Gede Pangrango

Dua pencari bunga ditemukan di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (21/11)

Editor: Ilham Yafiz
(DOK : SEHATI BERGERAK BERSAMA
Dua warga yang dilaporkan hilang sedang mengonsumsi makanan dan minuman bersama Tim SAR Gabungan di kawasan TNGGP, Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dua pencari bunga ditemukan di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020).

Sebelumnya, dua warga Kampung Lebaksiuh, Desa Sukamaju, setempat dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Jumat.

Keduanya adalah ES (20) dan YS (15). Informasi yang dihimpun dari tim search and rescue (SAR) gabungan kedua warga yang dilaporkan hilang itu mengaku saat di dalam hutan turun hujan deras dan berkabut.

Keduanya memutuskan bermalam di hutan.

"Alhamdulillah kedua warga yang dilaporkan hilang sudah ditemukan dalam kondisi selamat dan sehat," kata Camat Kadudampit, Jenal Abidin saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu sore.

Tema Tubuh Dia menuturkan, upaya pencarian dan penyelamatan terhadap dua warga dilakukan setelah menerima laporan.

Gelombang pertama malam hari pukul 19.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.

Selanjutnya gelombang dua digelar Sabtu dari pukul 06.00 WIB hingga 07.00 WIB.

Saat pencarian gelombang kedua ini, kedua warga ditemukan di ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut (mdpl).

"Keduanya masuk ke hutan untuk bermain sambil mencari bunga," tutur dia.

Salah seorang anggota tim SAR gabungan Abu Rizal menuturkan, kedua survivor (orang yang dicari) bermalam di dalam hutan memanfaatkan tanaman seperti tepus.

"Semalam keduanya tidur di sela-sela tanaman tepus," tutur Rizal dari Sehati Gerak Bersama saat dihubungi Kompas.com, Sabtu pagi.

Menurut dia, saat ditemukan keduanya dalam kondisi lemah, terutama warga yang usianya muda.

Karena keduanya saat masuk ke hutan tidak membawa perbekalan atau makanan.

"Hanya pakaian yang dipakai, satu survivor pakai sandal jepit dan satunya pakai sepatu boots," ujarnya.

Sementara Kepala Resor Situgunung, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Asep Suganda membenarkan ada laporan dua warga hilang.

"Kalau wilayahnya masuk Resor Selabintana, namun lebih dekat ke Resor Situgunung, jadi masyarakat lapor pada kami," kata Asep saat dikonfirmasi, Sabtu.

"Alhamdulillah kedua warga sudah ditemukan kembali," sambung dia.

Baca juga: Pembunuh Sadis Janda Muda dalam Karung Ditangkap, Tak Bisa Kabur karena Dihadiahi 3 Tembakan

Baca juga: Rumah Habib Rizieq Disambangi TNI-Polri dan Satpol PP, Ajak Swab Test Covid-19

Baca juga: China Gelar Latihan Militer Besar-besaran Libatkan Pasukan Elit, Ketegangan dengan Taiwan Meningkat

Kejadian Serupa di Aceh, Hilang saat Cari Bunga

Kepulangan Abu Bakar (40) warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.

Abu Bakar pulang ke rumahnya sore itu sekitar pukul 18.00 WIB setelah dilaporkan hilang selama dua hari.

Abubakar dinyatakan hilang sejak Jumat (2/10/2020). Ia diduga hilang di hutan saat mengembala kerbau.

Keberadaannya yang tidak diketahui, membuat warga dari empat desa sibuk melakukan pencarian.

Warga yang turun berasal dari Desa Batu Sumbang, Simpang Jernih, Pante Kera, dan Ranto Panjang Bedari.

Pencairan itu bahkan ikut melibatkan jajaran TNI dan Polri, dibantu petugas BPBD Aceh Timur dan petugas Basarnas.

Tanaman hias janda bolong atau monstera.
Tanaman hias janda bolong atau monstera. (Tribunjualbeli.com)

Abubakar diduga hilang di kawasan hutan Dusun Pulo Minta, Desa Ranto Panjang, Kecamatan Simpang Jernih. Menurut Camat Simpang Jernih, hilangnya Abubakar juga telah dilaporkan Keuchik Gampong Batu Sumbang, Wahidin (40), ke Mapolsek setempat.

"Korban pergi mengembala kerbau pada Jumat ke kawasan hutan Pulo Munte, namun korban tak kunjung pulang ke rumahnya,” kata Camat Simpang Jernih,

Rahmadsyah, kepada Serambi, Minggu (4/10/2020).

Dari keterangan yang diterima Rahmadsyah dari Keuchik Wahidin, usai sarapan Jumat pagi itu, Abubakar sempat meminta izin kepada adik iparnya untuk memindahkan kerbau, sambil mencari bunga janda bolong di kawasan hutan.

Tetapi hingga sholat Jumat selesai, Abubakar tak kunjung kembali.

“Biasanya pukul 11.00 korban sudah kembali untuk shalat, tapi hingga usai shalat korban tak kunjung kembali sehingga diduga korban tersesat,” ujar Rahmadsyah.

Adik iparnya kemudian berusaha mencari keberadaan Abubakar ke lokasi pengembalaan dan hanya menemukan kerbau miliknya.

Hari berganti dan Abubakar tetap tak pulang-pulang. Keluarga pun menjadi panik.

Warga dari empat desa terus berusaha mencari keberadaan Abubakar.

Hingga Minggu (4/10/2020) kemarin, warga masih terus melakukan pencarian dengan dibantu TNI, Polri, petugas BPBD Aceh Timur dan petugas Basarnas.

Berbagai dugaan pun muncul, mulai dari disamun mahluk halus sehingga tersesat di dalam hutan, atau kemungkinan hilang di sungai.

Tiba-tiba, sekitar pukul 18.00 WIB, Abubakar muncul di depan rumahnya.

Ia pulang bukan karena ditemukan warga, melainkan pulang sendiri.

Tak pelak, istri, anak dan seluruh keluarganya menjadi histeris.

Isak tangis pun terdengar bersahut-sahutan.

“Alhamdulillah dia (Abubakar) pulang dengan selamat. Dia bukan ditemukan warga yang mencari, tapi pulang dengan sendirinya setelah tersesat di hutan. Kini dia sudah berkumpul dengan keluarganya di Desa Batu Sumbang,” ungkap Rahmadsyah, Minggu malam.

Berdasarkan pengakuan Abubakar, Rahmadsyah mengatakan bahwa Abubakar tersesat setelah naik ke atas gunung di dalam hutan.

Saat mencari jalan pulang, Abubakar justru semakin masuk ke dalam, hingga kemudian bertemu warga yang sedang bekerja membuat jembatan beton di bagian hulu Batu Katak (Babah Tujuh atau Alur Kermal).

Pekerja tersebut kemudian mengantar Abubakar pulang ke rumahnya yang berjarak setengah hari perjalanan.

Menurut Camat Rahmadsyah didampingi Kapolsek Simpang Jernih, Ipda Ade Candra SH, masyarakat Simpang Jernih saat ini memang sedang heboh dengan bunga janda bolong, karena harganya yang mahal.

Hal itu membuat banyak warga yang tergiur mencarinya, apalagi sebagian warga ada yang menemukan bunga tersebut di dalam hutan.

Tanaman hias Monstera 'Janda Bolong' sedang viral di kalangan masyarakat terutama penggemar tanaman hias.

Sebab, si Janda Bolong sedang dihargai tinggi.

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hilang di Hutan Pangrango, 2 Pencari Bunga Ditemukan Selamat", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/11/22/09510451/hilang-di-hutan-pangrango-2-pencari-bunga-ditemukan-selamat?page=all#page2.
Penulis : Kontributor Sukabumi, Budiyanto
Editor : Farid Assifa

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved