Joe Biden Perang Dagang Lawan China, Wanita Keturunan Tiongkok Ini Jadi Penasehat, Begini Sosoknya
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden bersiap perang dagang dengan China.Katherine Tai, wanita keturunan China ini jadi penasehatnya
Penulis: aries | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden bersiap untuk meneruskan perang dagang dengan China.
Pernyataan itu disampaikan oleh Joe Biden pada Jumat (11/12/2020) saat memperkenal ketua tim penasihat dan utusan utama komisi perdagangan Amerika Serikat, Katherine Tai.
"Menghadapi China pada praktik perdagangan yang tidak adil akan menjadi "prioritas utama" dalam pemerintahan kami," sebut Joe Biden.
Katherine Tai (45) sendiri sebelumnya adalah kepala penasihat perdagangan di Komite Dewan Perwakilan, kemudian bekerja untuk Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dari 2007 hingga 2014.
Selama 7 tahun di USTR, Katherine Tai menjadi Ketua Tim melawan praktik perdagangan tidak adil oleh China.
Sepanjang masa tugasnya, Katherine Tai tercatat berhasil membawa kasus perdagangan curang China ke Organisasi Perdagangan Dunia.
"Kita perlu strategi yang baik dalam perdagangan internasional. Cara yang membuat kita semua lebih kuat dan tidak meninggalkan siapa pun," kata Biden seraya menjelaskan bahwa Katherine Tai akan bekerja sama dengan tim ekonomi, keamanan nasional, dan kebijakan luar negerinya.
Denagan penugasan itu, maka Katherine Tai adalah orang Asia-Amerika pertama yang menjadi petinggi di Komite Dagang Amerika Serikat.
"Di luar kemampuannya yang kuat dan pemahaman yang canggih tentang masalah perdagangan, Katherine Tai juga menjadi bagian dari kisah imigran Amerika yang sukses", kata Joe Biden
Katherine Tai sendiri lahir dari orang tua berasal dari Cina daratan dan dibesarkan di Taiwan.
Mereka pindah ke AS sebagai mahasiswa pascasarjana di bidang sains pada 1960-an.
Perpindahan itu seiring dengan reformasi imigrasi yang membuka gelombang migran Asia ke Amerika.
Ayah Katherine Tai bekerja sebagai peneliti di Walter Reed National Military Medical Center di Maryland,
Di tempat itu, ayahnya membantu tentara AS yang mendapatkan perawatan akibat Perang Vietnam.
Sementara itu, ibunya bekerja di National Institutes of Health, pusat penelitian medis pemerintah AS.