Rayu Indonesia Agar Mau Jalin Kerjasama Dengan Israel, Donald Trump Iming-imingi Rp 28 Triliun
Israel menilai Indonesia adalah pangsa pasar dan juga negara yang memiliki sumberdaya alam yang perlu dikelola.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Israel mulai melancarkan cara liciknya untuk membujuk rayu Indonesia agar mau menjalin kerjasama dengan Israel.
Israel menilai Indonesia adalah pangsa pasar dan juga negara yang memiliki sumberdaya alam yang perlu dikelola.
Namun sejarah mencatat, Indonesia tak pernah memiliki hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel.
Baik itu di masa presiden Soekarno hingga Presiden SBY.
Sebab, Indonesia menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi. Setidaknya begitu bunyi pemubakaan UUD 1945.
Di mata Indonesia, Israel adalah bangsa penjajah di tanah rakyat Palestina.
Melihat sejarah dan prinsip Indonesia, Israel pun meminta Amerika Serikat untuk melobi pemerintah Indonesia.
Melalui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjanjikan 2 miliar dollar AS (Rp 28 triliun) jika Indonesia mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Tampaknya Israel ingin menyuap Indonesia melalui AS dengan kedok bantuan pembangunan.
Uang puluhan triliun itu akan langsung mengalir ke Indonesia dalam bentuk bantuan pembangunan begitu hubungan diplomatik dengan Israel terjalin resmi.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh pejabat top pemerintahan Trump, Adam Boehler, kepada Bloomberg dan kemudian dipublikasikan pada Selasa (22/12/2020).
Boehler merupakan CEO US International Development Finance Corporation (DFC), sebuah lembaga keuangan milik Pemerintah AS.
“Kami sedang membicarakannya dengan mereka (Indonesia),” kata Boehler kepada Bloomberg di Yerusalem.
“Jika mereka siap, kami akan dengan senang hati, bahkan memberikan dukungan lebih berupa dukungan finansial,” sambung Boehler.
Menjelang akhir masa jabatannya, pemerintahan Trump disebut getol mengupayakan agar negara-negara Arab membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Upaya tersebut dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih sekaligus menantu Trump, Jared Kushner.
Boehler sendiri merupakan teman baik Kushner.
Hingga saat ini, beberapa negara Arab telah membuka hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Boehler juga mengakui bahwa AS berharap kalau Oman dan Arab Saudi sepakat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Seorang staf Kongres AS yang memiliki hubungan dengan Partai Demokrat AS mengatakan kepada Jewish Telegraphic Agency bahwa Indonesia harus waspada terhadap janji tersebut.
Pasalnya, tawaran tersebut disodorkan berselang hanya beberapa pekan sebelum Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2021.
“Jika saya orang Indonesia, saya tidak akan percaya pada janji yang dibuat pemerintah sekarang,” kata staf Kongres AS tersebut yang enggan disebutkan namanya.
"DFC dirancang sebagai pengembangan, bukan insentif untuk perkembangan secara politis,” imbuh sumber tersebut.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia tidak berniat membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Retno mengatakan, pernyataan tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo sehubungan dengan isu Indonesia yang akan menormalisasi hubungan dengan Israel.
"Hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Retno dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/12/2020).
Retno menambahkan, Indonesia tetap memberikan dukungan besar terhadap kemerdekaan Palestina sampai saat ini.
"Dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina berdasarkan two-state solution dan parameter internasional yang telah disepakati, secara konsisten akan tetap dijalankan," kata Retno.
(*)
Sumber: Kontan
