Gembira Basah-basahan di Tengah Banjir Rob Bak Berenang di Waterpark,Sisi Lain Warga Meranti Riau

Banjir rob atau air pasang tahunan menjadi momen rutin yang terjadi saat penghujung tahun di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Warga basah-basahan di tengah banjir rob di Jalan Dorak, Selatpanjang, Kepulan Meranti Riau. Bencana tahunan ini dinikmati sebagian warga untuk bersenang-sennag meski pihak kepolisian setempat melarang karena bisa menimbulkan bahaya. 

Sehingga menyebabkan pendapatan atau perekenomian mereka semakin hancur.

Dari pantauan di lapangan, ketinggian genangan air laut yang naik ke darat tersebut bervariasi pada sejumlah titik.

Mulai dari 15 cm, hingga lebih dari 30 cm. Bahkan titik terparah berada di Pasar Sandang Pangan Arah Sei Juling hampir 60 hingga 70 cm.

Meskipun demikian, aktivitas pedagang, mulai dari pedagang pakaian, dan lain lain tetap berjalan seperti biasa. Namun kondisi pasar terlihat lengang dari pembeli.

"Banjir pasang tinggi seperti ini langganan tiap tahun terjadi. Kalau sudah begini ya lengang tidak ada pembeli," kata salah seorang pedagang pakaian Lukman.

Menurutnya, bertepatan pada hari biasa pendapatannya bisa mencapai Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu per hari.

Namun ketika seperti ini pendapatan mereka anjlok, terlebih situasi Covid-19.

Pasang dan surutnya banjir Rob itu bisa berlangsung hingga 4 jam, batas akhir surutnya pasang laut diperkirakan sekitar pukul 14.00 WIB.

"Air laut naik sekitar pukul 09.00 WIB, dan surut sekira pukul 13.00 WIB siang. Kalau sore mana ada orang yang mau beli. Biasanya orang belanja pagi," ungkapnya.

( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved