Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

TEMBUS TARGET, Retribusi Sampah di Kota Pekanbaru Capai Rp 6 Miliar, Target Awal Rp 5,2 Miliar

"Kita sudah melewati target awal, capaian retribusi tahun ini sudah 6 miliar," ujar Kepala DLHK Kota Pekanbaru, Agus Pramono

Penulis: Fernando | Editor: Nurul Qomariah
Tribun Pekanbaru/Fernando Sikumbang
Tempat penampungan sampah di depan Pasar Arengka, Kota Pekanbaru meluber hingga ke jalanan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Retribusi sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru tahun 2020 mencapai Rp 6 miliar lebih.

Jumlah ini melebihi target awal yakni Rp 5,2 Miliar.

"Kita sudah melewati target awal, capaian retribusi tahun ini sudah 6 miliar," ujar Kepala DLHK Kota Pekanbaru, Agus Pramono kepada Tribunpekanbaru.com , Minggu (27/12/2020).

Menurutnya, retribusi sampah tahun ini terus mengalami peningkatan sejak Januari 2020. Kondisi ini seiring pengalihan petugas yang mengutip retribusi sampah.

Baca juga: Ada Pria Berbaju Penuh Darah Lompat dari Kamar Korban,Viral Video TKW Berguling Meratapi Mayat Adik

Baca juga: APES, Sedang Terima Pesanan Nomor Togel, Bandar Judi di Kampar Riau Dibekuk Polisi

Baca juga: Kebut Aktivitas di PKK, Rasidah Sebut Bantu Program Pemerintah di Kabupaten Siak

Pengalihan petugas memungut retribusi sampah sesuai Surat Keputusan Walikota Pekanbaru No. 52 tahun 2020 tertanggal 9 januari 2020.

Surat ini terkait beralihnya petugas yang memungut retribusi dari LKM RW ke petugas DLHK Kota Pekanbaru.

Ada pengalihan petugas mengutip retribusi sampah dari LKM RW menjadi petugas dari DLHK Kota Pekanbaru.

Wali Kota Pekanbaru mengalihkan petugas mengutip retribusi karena LKM RW tidak optimal.

"Jadi kita sudah optimalkan retribusi sampah tahun ini. Ada kelebihan dari target awal," jelasnya.

Agus tidak menampik masih ada oknum LKM RW nekat mengutip retribusi sampah.

Padahal penarikan uang retribusi kini sudah beralih ke petugas DLHK Kota Pekanbaru.

Pihaknya sedang berupaya berbenah untuk meningkatkan pendapatan dari sektor retribusi sampah.

Tim DLHK Kota Pekanbaru kini memungut langsung retribusi sampah dari masyarakat.

Total jumlah rumah tangga yang terdata mencapai 293.607 KK. Ada juga 4976 badan usaha.

Enam Alat Berat di TPA Muara Fajar Rusak Berat

Sebelumnya, proses pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar, Kota Pekanbaru mengalami kendala.

Kondisi ini terjadi karena sebagian besar alat berat mengalami rusak berat.

Total ada delapan alat berat yang beroperasi di kawasan TPA. Namun kini enam di antaranya rusak berat.

Kondisinya mati total karena sudah beroperasi sejak tahun 2012 silam. Keenam alat berat itu sudah sering diperbaiki hingga akhirnya tidak berfungsi lagi.

Ada dua alat berat yang mengelola sampah yang menumpuk di TPA Muara Fajar. Alat berat yang kini masih berfungsi yakni satu unit ekskavator dan dozer.

"Kini cuma dua alat berat yang masih berfungsi, selebihnya mati total karena rusak berat," terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Agus Pramono .

Menurutnya, proses pengangkutan sampah di kawasan itu jadi terganggu. Ia menyebut seharusnya ada delapan unit alat berat beroperasi di sana.

Ada empat unit ekskavator untuk mengeruk sampah yang diangkut dari seluruh kecamatan. Empat unit dozer lainnya mendorong dan meratakan tumpukan sampah tersebut.

"Jadi idealnya ada empat ekskavator dan empat dozer beroperasi di TPA," jelasnya.

Agus mengaku bahwa kekurangan alat berat di TPA Muara Fajar berdampak pada antrian pembuangan sampah di TPA. Proses pengangkutan sampah dari truk ke TPA harus bergantian.

Cara ini untuk mencegah penumpukan sampah di pintu masuk TPA. Pihaknya pun untuk sementara menyewa dua alat berat.

Mereka menyewa satu unit ekskavator dan satu unit dozer. Dua unit alat berat sewaan ini membantu dua unit alat berat di TPA yang masih berfungsi.

Dirinya menegaskan bahwa penyewaan dua alat berat ini agar aktivitas di TPA Muara Fajar tetap berjalan.

Pihaknya mengambil keputusan untuk menyewa dua alat berat untuk sementara.

"Kita rental juga dua alat berat. Kalau dua alat berat kita rusak lagi, ya kita perbaiki," paparnya.

Agus memastikan proses pengangkutan sampah dari masyarakat tidak ada kendala.

Truk sampah dari dua pengelola angkutan yakni PT. Samhana Indah dan PT.Godang Tua Jaya tetap mengambil sampah setiap hari.

Mereka terpaksa menampung sampahnya di depot sementara milik pengelola angkutan tersebut.

Truk tersebut mengangkut sampah ke TPA hanya sekali tiga hari.

"Kalau mengangkut dari masyarakat ya setiap hari. Kalau ke TPA terpaksa sementara sekali tiga hari, agar tidak menumpuk saat diangkut," terangnya.

Pihaknya sudah menganggarkan untuk pengadaan alat berat tahun 2021.

Mereka baru bisa menggarkan dua alat berat saja untuk tahun depan.

Padahal minimal ada empat unit alat berat beroperasi di TPA.

Ada dua ekskavator dan dua buldozer.

"Jadi nantinya, proses pengangkutan sampah ke TPA tidak antre lagi atau menumpuk di depot pembuangan sementara," jelasnya.

Ada ratusan ton sampah diangkut ke TPA Muara Fajar setiap harinya. Jumlah sampah yang diangkut ke TPA dalam sehari berkisar 700 ton hingga 800 ton.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sikumbang )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved