Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

WARNING, Anak-anak Lebih Rentan Terinfeksi Mutasi Virus Corona di Inggris, Ini Gejalanya

Beberapa bukti mengatakan mutasi Virus Corona di Inggris lebih mungkin menginfeksi anak-anak

Editor: Nurul Qomariah
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
Ilustrasi Virus Corona. Otoritas Kesehatan di Inggris mengumumkan adanya strain atau varian baru dari SARS-CoV-2, pemicu Covid-19 baru-baru ini. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, LONDON - Belum usai pandemi Covid-19, dunia kembali dihebohkan dengan munculnya mutasi Virus Corona di Inggris.

Otoritas Kesehatan di Inggris mengumumkan adanya strain atau varian baru dari SARS-CoV-2, pemicu Covid-19 baru-baru ini.

Disebutkan, strain virus corona baru dikatakan lebih menular hingga 70 persen dibanding virus sebelumnya.

Dari kasus yang ditemukan, sebagian besar kasus baru Covid-19 di Inggris disebabkan oleh strain virus tersebut.

Baca juga: Kabar Gembira, Jokowi Sebut 6 Bansos Ini Berlanjut Hingga Tahun 2021, Disalurkan Bulan Januari

Baca juga: Kasihan, Mama Muda Ini Dituduh Gila oleh Wanita yang Mencopet Dompetnya, Akhirnya Terkuak Berkat Ini

Baca juga: Reaksi Mengejutkan Ibunda Wijin Saat Tahu Gisel Pelaku di Video Syur, Kamu Sayangi Ya, Kamu Jagain

Bukan hanya di Inggris, beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Hong Kong, Australia, dan Afrika Selatan juga melaporkan temuan kasus pertama yang disebabkan oleh mutasi virus tersebut.

Meskipun peneliti mengatakan strain virus baru ini lebih menular, tapi belum ada bukti yang menunjukkan bahwa strain virus baru lebih mematikan.

Tapi ada satu hal yang perlu menjadi perhatian. Beberapa bukti mengatakan strain virus baru ini lebih mungkin menginfeksi anak-anak.

Mutasi telah terbukti meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi sel di dalam tubuh.

Bila sebelumnya kasus Covid-19 pada anak-anak dan orang yang lebih muda jarang ditemukan, maka hal berbeda bisa terjadi pada strain Virus Corona baru.

Untuk bisa menginfeksi sel, virus SARS-CoV-2 memerlukan reseptor ACE2 yang banyak berada di saluran pernapasan bagian atas.

Jumlah reseptor lebih banyak ditemukan di orang dewasa dibandingkan anak-anak.

Alasan inilah yang membuat kasus Covid-19 pada anak jarang terjadi.

Namun, Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London mengungkapkam situasinya sekarang ini berbeda.

"Sebelumnya virus lebih sulit untuk masuk ke sel tubuh karena memerlukan reseptor ACE2 yang ada pada orang dewasa. Tapi sekarang virus dapat lebih mudah masuk ke sel," katanya kepada Express.

Hal inilah yang kemudian membuat anak-anak bisa menjadi lebih rentan untuk terinfeksi Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved