China Juaranya, Saat Negara Lain Terpuruk Karena Pandemi Covid-19, Tapi Mereka Tampil Cemerlang
China telah melakukan berbagai inovasi untuk bisa tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Mereka makin berkasa dan ekonomi China tumbuh dengan baik
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Hendri Gusmulyadi
TRIBUNPEKANBARU.COM - China, negara besar dengan jumlah penduduk sebanyak 1,7 miliar jiwa.
Pandemi Covid-19 telah mengubah tata kelola kehidupan di muka bumi, begitu juga negara China.
Saat negara-negara dunia banyak terpuruk dan kewalahan menghadapi virus yang sudah menjadi wabah ini, China justru tampil perkasa di tengah ekonomi dunia yang minus atau tidak tumbuh.
China telah melakukan berbagai inovasi untuk bisa tumbuh di tengah pandemi. Simak penjelaskannya dalam artikel ini.
Dikutip dari chinadaily.com.cn, tahun 2020 bukanlah tahun yang mudah untuk direnungkan kembali, tetapi hanya sedikit perang dunia di luar yang mengakibatkan pergolakan global dalam skala ini.
Pandemi terbesar selama lebih dari satu abad sejauh ini telah menyebabkan 1,7 juta kematian dan telah merugikan ekonomi global $ 6 triliun.
Hal itu menurut Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis, sebuah konsultan yang berbasis di London dalam survei tahunan Tabel Liga Ekonomi Dunia yang diterbitkan selama periode Natal.
Banyak yang telah ditulis tahun ini tentang bagaimana China dan negara serta ekonomi Asia Timur lainnya telah menangani wabah dengan lebih baik daripada negara-negara Barat.
China membuktikan bahwa negara mereka sangat kuat meski pandemi melanda dunia.
China, yang telah berhasil mengendalikan virus di negara berpenduduk 1,4 miliar itu.
China adalah satu-satunya negara dengan ekonomi besar dunia yang diperkirakan tumbuh tahun ini, sementara dunia secara keseluruhan akan berkontraksi sebesar 4,4 persen.
Menurut Cebr, itu berarti China berada di jalur untuk menjadi ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2028, lima tahun lebih cepat dari perkiraan tahun 2019.
Mereka juga diharapkan untuk bergabung dengan klub negara-negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2023 dengan baik dalam periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-25).
Douglas McWilliams, wakil ketua dan pendiri Cebr, mengatakan tahun itu adalah salah satu perhitungan bagi Barat.
"Kami di Barat perlu lebih waspada terhadap Asia. Satu pelajaran bagi pembuat kebijakan Barat, yang kinerjanya relatif buruk selama pandemi, adalah bahwa mereka perlu lebih memperhatikan apa yang terjadi di Asia daripada hanya saling memandang. ," dia berkata.
