Apa Itu Salawat Beghanyut? Warga Bersalawat di Atas Kapal Mengelilingi Laut Sekitar Pulau Topang
Pawai dilakukan dengan cara beghanyut di atas kapal sekaligus mengkumandangkan zikir, doa dan bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUAN MERANTI - Ratusan Warga Desa Topang pada Minggu pagi (3/1/2021) menggelar pawai keliling di atas kapal.
Tradisi turun temurun itu berlansgung di Pulau Topang berada di wilayah Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti, Riau.
Pawai dilakukan dengan cara beghanyut di atas kapal sekaligus mengkumandangkan zikir, doa dan bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sejak mulai terbitnya matahari ratusan warga Pulau Topang sudah berbaris rapi dengan berpakaian muslim.
Mereka disambut hangat dengan lantunan Hadroh di area pelabuhan sebelum masuk ke kapal.
Baca juga: RENDAH,Realisasi Penyaluran Bantuan Tunai Warga Terdampak Covid-19 di Kabupaten Kota,Baru 58 Persen
Baca juga: BOLA LOKAL - Klub Tiga Naga Takkan Pernah Bubarkan Tim Meski Liga Belum Jelas Bergulir,Kenapa?
Baca juga: Masih Ada Perkara di MK, Politisi Gerindra Ini Minta Masyarakat Bersatu Kembali Pascapilkada di Riau
Seluruh peserta sholawat beghanyut melaksanakan kegiatan dengan protokol kesehatan Covid-19.
Hampir semuanya mencuci tangan sebelum masuk ke kapal dan selalu memakai masker.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 500 orang dengan 6 kapal dihanyutkan sekaligus, setiap kapal diisi sesepuh desa dan para kiai sebagai pemandu salawat, sebut saja Mbah Kholifah Abdul Ghofar, Habib Yasin, KH. Hery Masykuri dan lainnya.
Saat berbincang dengan Kepala Desa Topang Syamsuharto, dia menyebut Salawat Beghanyut ini merupakan sebuah tradisi atau budaya nenek moyang kita dahulu yang perlu kita jaga dan dilestarikan.
Dirinya mengatakan, kegiatan budaya ini memiliki nilai-nilai religius dalam upaya menjaga kampung agar dijauhkan dari segala macam bahaya, ancaman, malapetaka, wabah serta musibah.
“Banyak tradisi warisan turun temurun hampir terlupakan di antaranya, kegiatan mohon keselamatan yang terkenal dengan nama Bele Kampung atau memelihara kampung,” Kata Syamsuharto.
Lebih jauh dikatakan kepala desa 2 periode itu bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada masyarakat Desa Topang dengan istilah 6 D :
1.Dengan bersalawat mengharap ridho Allah SWT
2.Dengan bersalawat mengharap syafaat Rasulullah SAW
3.Dengan bersalawat mengharap berkah wali-wali Allah SWT dan orang-orang terdahulu