Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

China Makin Kuat! Punya Kekuatan Tempur Baru Ini di Tahun 2021, Militer China Siap Unjuk Gigi

Jet tempur siluman J-20 dengan mesin baru buatan dalam negeri juga diagendakan melakukan debut publik di tahun 2021.

Editor: Muhammad Ridho
Dok PLA Tentara Pembebasan Rakyat China
Rudal pembunuh Kapal Induk dikerahkan dekat Taiwan. Rudal DF-17 China tak bisa Dilawan oleh sistem pertahanan udara AS 

China Makin Kuat! Punya Kekuatan Tempur Baru Ini di Tahun 2021, Militer China Siap Unjuk Gigi

Jet tempur siluman J-20 dengan mesin baru buatan dalam negeri juga diagendakan melakukan debut publik di tahun 2021.

Pesawat siluman ini akan langsung diproduksi secara massal.

Para pengamat juga menunggu kabar baik dari pesawat pembom siluman strategis H-20 yang telah dikembangkan selama beberapa tahun.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Memasuki tahun 2021, militer China diprediksi akan semakin kuat.

Ya, China sepertinya tak berhenti untuk memperkuat militernya dari tahun ke tahun.

Beberapa kekuatan tempur baru seperti kapal induk dan jet tempur disebut akan segera diluncurkan tahun ini.

Sepanjang tahun 2020 militer China bisa dibilang berkembang sangat pesat.

Bisa dilihat dari banyaknya kekuatan tempur baru yang diluncurkan dalam tugas maupun yang baru menjalani uji coba.

Di tahun 2021 mendatang, militer China diprediksi belum akan mengendurkan aktivitasnya.

Sejumlah kekuatan baru seperti jet tempur hingga kapal induk disebut akan kembali hadir.

Melansir dari Global Times, kapal induk ketiga, seri kapal fregat baru dengan sistem propulsi listrik terintegrasi, jet tempur siluman

serta sejumlah persenjataan lain diprediksi akan memperkuat militer China di tahun 2021.

Sejumlah persenjataan baru berikut ini tentunya akan mendapatkan tugas serta pengaturan khusus yang sesuai dengan kegentingan di sejumlah wilayah.

Seperti perbatasan China-India, Laut China Selatan, dan Selat Taiwan.

Pembangunan kapal induk ketiga China beberapa waktu belakangan ini disebut akan segera dimulai.

Kapal induk ini akan lebih besar dari dua seri sebelumnya dan memiliki sistem peluncur elektromagnetik yang lebih canggih.

Majalah The Diplomat pada Jumat (24/12/2020) lalu juga mengabarkan bahwa satu jenis kapal fregat baru Type 054B akan hadir di tahun 2021.

Kapal fregat baru tersebut akan dilengkapi dengan sistem propulsi listrik terintegrasi dan lebih canggih dari Tipe 054A.

Bukan cuma itu, sepanjang tahun 2021 hingga 2025, China disebut bisa memproduksi lebih banyak kapal fregat Type 054A,

kapal perusak Type 052D, kapal perusak besar Type 055, kapal pendarat amifibi Type 071, serta kapal serbu amfibi Type 075.

Untuk sektor udara, jet tempur generasi baru China juga dijadwalkan untuk melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2021.

Demikian berdasarkan pernyataan dari Badan Penerbangan China yang dirilis di akun publik WeChat pada bulan Juni lalu.

Rudal pembunuh Kapal Induk dikerahkan dekat Taiwan. Rudal DF-17 China tak bisa Dilawan oleh sistem pertahanan udara AS (Dok PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China))
Rudal pembunuh Kapal Induk dikerahkan dekat Taiwan. Rudal DF-17 China tak bisa Dilawan oleh sistem pertahanan udara AS (Dok PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China))

Jet tempur siluman J-20 dengan mesin baru buatan dalam negeri juga diagendakan melakukan debut publik di tahun 2021.

Pesawat siluman ini akan langsung diproduksi secara massal.

Para pengamat juga menunggu kabar baik dari pesawat pembom siluman strategis H-20 yang telah dikembangkan selama beberapa tahun.

Pada bulan November lalu China menegaskan lagi komitmen penguatan militernya hingga tahun 2027 mendatang.

China akan berfokus pada memodernisasi teori, organisasi, personel dan senjata serta peralatan militer.

Sederet persenjataan baru di tahun 2021 nanti hanyalah awal dari lebih banyak lagi persenjataan baru dalam beberapa tahun mendatang.

Xi Jinping Sok-sokan Beri Hukuman ke Australia, Kini Senjata Makan Tuan

HUBUNGAN China dan Autsrlia dikabarkan kian merenggang.   

Di pertengahan tahun ini,  China dan Australia mengalami konflik di antara kedua negara.

Adaun hal tersebut bermula saat Australia meminta China lebih transparan menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus corona (Covid-19).

Seperti diketahui Covid-19 pertama kali mewabah di Wuhan, China, lalu menyerang seluruh dunia.

Namun pernyataan Australia ternyata menyinggung pihak China.

Akibatnya China melarang beberapa produk ekspor dan impor dari Australia. Bahkan meminta warga China untuk tidak berkunjung ke Negeri Kangguru.

Tak sampai disitu, kedua militer juga bersiaga.

Berjaga-jaga jika konflik sampai melibatkan kekuatan militer.

Masalahnya tingginya ego China membuat rakyatnya menderita.

Dampaknya seperti laporan di bawah ini.

Rudal pembunuh Kapal Induk dikerahkan dekat Taiwan. Rudal DF-17 China tak bisa Dilawan oleh sistem pertahanan udara AS (Dok PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China))
Rudal pembunuh Kapal Induk dikerahkan dekat Taiwan. Rudal DF-17 China tak bisa Dilawan oleh sistem pertahanan udara AS (Dok PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China))

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (22/12/2020), larangan impor batu bara Australia membuat beberapa kota-kota di China mati listrik.

Diketahui sejak November 2020, China menghentikan kapal bongkar batu bara termal Australia.

Padahal batu bara itu merupakan pasokan listrik untuk provinsi Zheijiang, Hunan dan Jiangxi di China.

Senjata makan tuan itu lantas memaksa jutaan penduduk di belasan kota dan gedung perkantoran untuk membatasi penggunaan listrik mereka.

Situasi semakin memburuk ketika lampu jalan juga dimatikan di kota Yiwu di provinsi Zheijiang timur China.

Ini karena pabrik-pabrik sedang bekerja paruh waktu.

Di kota pesisir Wenzhou, otoritas Partai Komunis China setempat telah menuntut para pebisnis menahan diri untuk tidak menggunakan pemanas kantor mereka kecuali suhu mendekati titik beku.

Provinsi Hunan, China Selatan, dibanjiri laporan di platform media sosial Weibo tentang pekerja di Changsha yang harus menaiki puluhan anak tangga setelah lift ditutup.

"Saya tidak pernah mengalami begitu banyak kesulitan pergi ke kantor," kata seorang pekerja kantor yang berbasis di Changsha.

Dia terjebak di lift selama 40 menit pekan lalu karena kekurangan listrik.

Meskipun laporan media tersebar luas, Zhao Chenxin, sekretaris jenderal Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, membantah konsumsi listrik rumah tangga telah terpengaruh di provinsi Hunan, Zheigiang atau Jiangxi yang berdampingan.

"Secara umum, harap percaya bahwa kemampuan kami untuk memastikan pasokan energi yang stabil bukanlah masalah," katanya dalam konferensi pers.

Hingga November 2020, 66 kapal yang membawa batu bara termal Australia telah dicegah untuk membongkar kargo, data dari kawat berita keuangan Bloomberg dan kelompok analisis komoditas Kpler menunjukkan.

Bulan lalu, Beijing memblokir impor batu bara Australia, yang mengakibatkan 80 kapal yang membawa lebih dari 1,1 miliar US Dollar kargo terdampar di lepas pantai China.

Ini karena mereka tidak diizinkan untuk berlabuh atau beberapa kapal malah langsung diminta untuk pergi.

Akibat kondisi ini, hampir lima bulan puluhan kapal terdampar dan puluhan kru tidak bisa pulang.

Kondisi semakin memburuk karena saat ini sedang pandemi virus corona.

Sampai ada satu di mana salah satu kru mencoba bunuh diri di atas kapal. Ini karena setiap orang menjadi sangat frustrasi dan marah.

Tahun lalu, sebelum pandemi Covid global, China membeli ekspor batu bara termal Australia senilai 7 miliar US Dollar

Australia memasok China dengan 57 persen kebutuhan batu bara termalnya, dengan kekuatan Komunis menjadi mitra dagang dan pasar ekspor terbesar Australia.

Tur Xi Jinping ke Guangdong (ist)
Tur Xi Jinping ke Guangdong (ist)

Hukuman China ke Australia, Xi Jinping peringatkan dunia

China bisa dibilang negara yang tak segan memberikan ancama ke negara lain.

Hal ini lantaran mereka percaya dengan kekuatan mereka di segala lini.

Bahkan, China dengan berani memberikan peringatan negara-negara dunia untuk tidak berani macam-macam sama mereka.

Seperti Australia, yang katanya China telah mereka beri pelajaran.

Sanksi China untuk Australia rupanya memiliki makna lebih dalam daripada sekedar melarang masuknya beberapa produk Australia.

Sanksi itu juga digunakan agar Canberra belajar 'lebih menghargai China'.

Meski begitu, para analis justru berkata keinginan China mungkin tidak akan tercapai.

Sengketa perdagangan itu memang sepertinya akan semakin parah.

Perang dagang ini merupakan upaya China untuk menghukum Australia serta memperingatkan negara lain.

Harapan China adalah tidak ada negara lain yang meniru tindakan Australia.

Media pemerintah China baru-baru ini laporkan jika China berniat untuk memperpanjang sanksi impor untuk batubara Australia.

Rekan senior di Institut Hudson di Washington, John Lee, mengatakan apapun niat Beijing, sanksi mereka bisa menjadi senjata makan tuan.

"China mencari cara menghukum Australia untuk mengambil keputusan tertentu dan memperingatkan negara lain dari mengambil kebijakan serupa," ujar mantan penasihat keamanan nasional Australia tersebut.

"Tapi aksi China telah timbulkan diskusi mendalam di antara para pemimpin pemerintahan dan pebisnis dunia mengenai perlunya keberagaman dan kurangi kebergantungan dengan China.

"Masalah untuk China adalah mereka perlu bekerjasama dengan perekonomian canggih ini untuk mencapai tujuan ekonomi mereka.

"Itu sebabnya, mereka layaknya menembaki diri mereka sendiri dalam jangka panjang nanti."

Hubungan kedua negara terus-terusan tegang sejak isu 2017, termasuk dalam urusan pengaruh Beijing di dunia, teknologi China dan perdagangan

Namun hal ini memburuk ketika Australia meminta investigasi mengenai asal usul virus Corona, membuat Beijing tidak dapat mempercayai rekannya itu.

Dubes China untuk Australia Cheng Jingye bali ancam Australia agar tidak menekan China. (https://www.theaustralian.com.au/)
Dubes China untuk Australia Cheng Jingye bali ancam Australia agar tidak menekan China. (https://www.theaustralian.com.au/)

Segera setelah itulah Beijing menerapkan kebijakan anti-dumping untuk jelai dan anggur Australia.

Hukuman lain juga diterapkan China untuk daging sapi, kayu, lobster, gula, kapas dan timah dari Australia.

Pemerintah China juga memperingatkan warganya untuk tidak bepergian atau belajar di Australia.

Sementara itu Agustus lalu, China menangkap jurnalis berkewarganegaraan China-Australia, Cheng Lei.

Lembaga penelitian Sydney, Lowy Institute, melakukan pemungutan suara dan temukan kepercayaan Australia kepada China adalah selalu rendah.

94% responden mengatakan mereka ingin Canberra kurangi ketergantungan pada ekonomi terbesar kedua di dunia.

Hanya 23% saja yang percaya pada China, mengatakan China bisa "bertindak penuh tanggungjawab di dunia."

Spesialis hubungan internasional dan China di Universitas New South Wales, Pichamon Yeophantong, mengatkaan Beijing menggunakan ketegangannya dengan Australia untuk menegaskan sentimen nasionalistik dan menjadikannya peringatan atas perilaku seperti itu.

Menurutnya, China tidak peduli dengan apa yang kebanyakan warga Australia pikirkan.

"Meningkatnya ketegangan dengan Australia melalui tarif dan hal lainnya dilihat sebagai cara bagi China untuk panduan jika perlu melakukannya lagi di masa depan," ujarnya.

"Beijing sedang mencoba menjadikan Australia contoh."

Sementara itu, jika klaim Beijing tentang larangan produk Australia memang benar untuk memperbaiki kualitas barang yang masuk ke negara mereka, kedua negara perlu untuk berbenah diri.

"Tidak ada perang dagang antara China dan Australia," ujar Yu Lei, rekan peneliti di Liaocheng University di provinsi Shandong, China.

"Larangan China dalam impor batubara China maksudnya untuk mengurangi emisi dan bagian dari panggilan kolektif dari negara Pasifik," ujarnya.

Pichamon mengatakan inti ketegangan itu sebenarnya adalah keengganan kedua belah pihak untuk mengesampingkan perbedaan mereka.

"Canberra perlu sadar jika mereka tidak bisa mengubah China dari luar dan taktik konfrontasi hanya membut Beijing sebal," ujarnya.

"Beijing juga perlu berlatih berhati-hati menggunakan kekuatan globalnya, jangan sampai membuat berang tetangganya sendiri."

(*)

Senjata Makan Tuan, Niat Xi Jinping Beri Pelajaran ke Australia, Rakyat China Malah Jadi Korban

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Siap unjuk gigi, berikut ini sederet kekuatan tempur baru China di tahun 2021 dan juga telah tayang di serambinews.com dengan judul Militer China Makin Kuat, Ini Deretan Kekuatan Tempur baru Tahun 2021

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved