Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Teganya! Merpati Asal AS Jadi Buronan Usai Masuki Wilayah Australia, Disuntik Mati Jika Tertangkap

Merpati itu dilaporkan hilang saat balapan di negara bagian Oregon, AS, pada akhir Oktober, dan ditemukan di Melbourne hampir dua bulan kemudian.

Gambar oleh Susanne Jutzeler, suju-foto dari Pixabay
Burung merpati 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seekor merpati asal Amerika Serikat menjadi buronan dan akan disuntik mati oleh otoritas Australia

Pasalnya, merpati tersebut terbang melintasi Samudra Pasifik dari Amerika Serikat (AS) ke Australia.

Merpati tersebut dinilai melanggar aturan karantina ketat di negara pendaratannya.

Merpati itu dilaporkan hilang saat balapan di negara bagian Oregon, AS, pada akhir Oktober, dan ditemukan di Melbourne hampir dua bulan kemudian.

Namun para pejabat Australia mengatakan, merpati yang oleh penemunya diberi nama Joe itu dapat menimbulkan risiko biosekuriti langsung bagi populasi burung dan industri unggas Australia.

Burung itu pun akan ditangkap dan disuntik mati.

Si penemu, Kevin Celli-Bird yang berdomisili di Melbourne mengungkapkan, dia menemukan merpati itu di kebun belakangnya pada Boxing Day 26 Desember.

"Dia sangat kurus jadi aku meremukkan biskuit kering dan menyediakan untuknya," katanya kepada kantor berita AP.

Celli-Bird lalu menelusuri burung itu di internet, dan menemukan ternyata pemiliknya di Alabama, AS.

Terakhir kali merpati itu dilihat si pemilik saat ikut lomba balapan.

Namun setelah berita kemunculan Joe menghebohkan Australia, Celli-Bird dihubungi pihak berwenang karena mereka khawatir ada risiko infeksi.

Joe belum ditangkap, tetapi Kementerian Pertanian, Air, dan Lingkungan Australia mengatakan, burung itu harus dibunuh karena jika memiliki infeksi dapat membahayakan unggas lokal.

"Terlepas dari asalnya, setiap burung peliharaan yang belum memenuhi status kesehatan impor dan persyaratan tes, tidak diizinkan tetap di Australia," kata juru bicara kementerian.

"Satu-satunya yang dapat menekan risiko biosekuriti adalah mematikan burung secara manusiawi," lanjutnya dikutip dari BBC, Kamis (14/1/2021).

Tidak diketahui bagaimana burung itu bisa sampai Australia, yang jaraknya sekitar 14.480 kilometer dari AS.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved