Setelah Saksi Paslon, Kini Giliran Mahasiswa Sebut Bawaslu Inhu Tidak Profesional
Hal tersebut menyita perhatian mahasiwa Inhu yang menilai bahwa Bawaslu Inhu bersikap tidak profesional.
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Ariestia
"Dia digaji oleh negara, menggunakan uang negara. Alasannya perintah pimpinan, pimpinan siapa. Inikan bekerja untuk rakyat bukan untuk pimpinan," kata Marlius.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Saksi Paslon nomor urut tiga lainnya, Zaudi.
Zaudi mengatakan bahwa Bawaslu selaku pihak berkompeten dalam pengawasan pembukaan kotak suara harusnya hadir.
"Bagaimanapun ada prosedur yang ditempuh para pihak. Kita berharap di dalam acara seperti ini yang berkompeten untuk hadir adalah Bawaslu," ujarnya.
Selain itu, Saksi Paslon nomor urut empat, Harianto juga mengungkapkan kekecewaannya.
"Seharusnya Bawaslu wajib hadir. Fungsi Bawaslu itu mengawasi bukti ini sampai ke MK, kalau tidak dihadiri Bawaslu, KPU Inhu yang jadi bulan-bulanan," ujarnya dengan ekspresi kecewa.
"Bawaslu Inhu jangan mengawasi baliho saja, ini lebih penting," tegasnya lagi.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Inhu, Dedi Risanto yang dikonfirmasi terkait ketidakhadiran Bawaslu tersebut masih belum memberikan jawaban.
Hingga berita ini ditulis pembukaan kotak suara tetap dilanjutkan dengan disaksikan oleh pihak Kepolisian dari Polres Inhu, Kejaksaan Negeri Rengat, dan juga saksi Paslon nomor urut dua, tiga dan empat.
(Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit)