Ini Deretan Senjata Canggih China yang Membuat Sang Naga Semakin Berbisa
Tak mudah bagi negara-negara besar untuk menekan China, terlebih militer Sang Naga telah semakin kuat.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Revolusi senjata yang saat ini sedang dilakukannya membuat sejumlah negara di Eropa dan Asia semakin khawatir.
Apalagi China dilaporkan kerap melakukan intimidasi ke negara-negara miskin dan berkembang.
Klaimnya tentang laut China Selatan dan Indo-Pasifik pun membuat dunia di ambang perang besar.
Tak mudah bagi negara-negara besar untuk menekan China, terlebih militer Sang Naga telah semakin kuat.
Dilansir dari Daikymail, China telah mengembangkan senjata canggih yang belum banyak negara-negara maju membuatnya.
Dilansir dari Dailymail, berikut deretan senjata Canggih China:
HIPERSONIK
China menghabiskan miliaran dolar untuk membuat rudal hipersonik untuk memperkuat militernya.
Rudal Hipersonik bisa melaju sangat cepat (dua puluh kali kecepatan suara).
Dengan senjata ini, Amerika Serikat bisa hancur jika berhadapan dengan China.
Bahkan senjata gaya Star Wars yang saat ini dikembangkan AS pun belum tentu bisa menahan rudal hipersonik China.
GRAFEN
Untuk membuat Alutsista militer yang kuat, China mengembangkan material yang revolusioner.
Saat ini mereka mengembangkan Grafen untuk di semua lini militernya.
Grafen adalah serat karbon yang hanya disusun dari satu lapis atom karbon yang tersusun dalam kisi sarang lebah.
Pengaturan atom yang khusus membuat graphene memiliki sifat unik dan khusus.
Grafen bisa menyerap cahaya, meregang dan 200 kali lebih kuat dari baja.
Itu ditemukan oleh para peneliti pada tahun 2004 di Universitas Manchester.
Di antara aplikasi militernya yang terbuat dari Grafen adalah pelapis rudal balistik, pemasangan kabel di kendaraan hipersonik yang terkena suhu tinggi, kamuflase kendaraan dan pelindung tubuh untuk tentara.
TEKNOLOGI SPY
Salah satu tren paling menyeramkan di Tiongkok adalah tekhnologi pengawasan yang berupaya mengendalikan 1,4 miliar warga negara melalui pengawasan konstan atas gerakan, pikiran, dan kata-kata mereka.
Orang-orang dilacak melalui CCTV di jalanan, teknologi pengenalan wajah, data biometrik, catatan resmi, kecerdasan buatan, dan pemantauan aktivitas media sosial dan aplikasi onine.
Sebagian besar jaringan dikembangkan oleh China Electronics Technology Group Corporation milik negara, yang mendukung pekerjaan di empat universitas China yang memiliki hubungan dengan tujuh universitas Inggris.
PANTAI DRONE
Pemerintah Beijing sedang mengembangkan pasukan drone 'bunuh diri'.
Pasukan drone tersebut akan terbang untukmenemukan target sambil berkomunikasi satu sama lain dan mengoordinasikan gerakan mereka tanpa masukan campur tangan manusia.
Ini menandai era perang robotik berikutnya, dengan senjata otonom menggantikan drone saat ini yang harus diprogram sebelumnya atau dikendalikan dari jarak jauh.
Drone tersebut bisa dilengkapi bom dan menabrakan diri untuk melumpuhkan musuh.
SENJATA NUKLIR
Secara total, China diperkirakan memiliki 350 hulu ledak nuklir, termasuk 204 rudal jarak jauh.
Rudal nuklir itu dioperasikan dari darat, kapal selam dan dari pesawat.
Sebuah laporan Pentagon baru-baru ini memperingatkan bahwa, dalam upayanya untuk mengejar ketinggalan dengan Rusia dan AS, Beijing berencana untuk menggandakan persenjataan nuklirnya selama dekade berikutnya sebagai bagian dari upaya Presiden Xi menuju dominasi global.
Banyak dari senjata ini sedang dikembangkan oleh China Aerospace Science and Technology Corporation, sebuah konglomerat besar milik negara yang memiliki hubungan dengan setidaknya lima universitas di Inggris.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/rudal-df-17-china.jpg)