Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kapal Selam Jepang Sundul Lambung Kapal China yang Masuki Perairan Jepang

Sehingga awak kapal selam Jepang tak bisa meminta bantuan dengan radio.  Mereka terpaksa meminta bantuan menggunakan ponsel. 

News.com
Kapal selam Jepang tabrak kapal China 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kapal selam Jepang 'menyundul' kapal berbendera China yang sedang berlayar di perairan mnegeri Samurai.

Insiden tersebut menyebabkan hubungan Jepang dan China semakin memanas.

Peristiwa tersebut membuat kapal selam Jepang mengalami kerusakan pada tiang radio.

Sehingga awak kapal selam Jepang tak bisa meminta bantuan dengan radio. 

Mereka terpaksa meminta bantuan menggunakan ponsel. 

Dilansir dari Daily Mail, peristiwa tersebut bermula saat The Soryu, kapal selam Jepang melakukan patroli.

Sekitar 27 mil laut selatan dari Cape Ashizuri, kapal selam Jepang perlahan-lahan muncul ke permukaan. 

Namun, ketika muncul ke permukaan, Kapal Selam itu menyundul kapal tanker milik China.

Akibatnya, tiang radio Kapal Selam tersebut rusak dan awak kapal selam lukan ringan.

Tidak jelas mengapa kapal selam tidak mendeteksi keberadaan kapal komersial sebelum muncul menggunakan teknologi sonar.

Saat ini, angkatan laut Jepang sedang melakukan investigasi mencari penyebab kecelakaan. 

Angkatan laut tidak mengidentifikasi kapal komersial itu, tetapi televisi publik NHK mengatakan itu adalah kapal tanker Ocean Artemis yang terdaftar di Hong Kong.

Kapal itu mengangkut 90.000 ton besi ke Okayama di Jepang barat setelah meninggalkan pelabuhan Qingdao di China Jumat lalu dengan 21 awak China, katanya.

Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengatakan kepada wartawan bahwa tabrakan itu, yang terjadi sekitar pukul 11 ​​pagi pada hari Senin, 'sangat disesalkan'.

"Soryu mengikis lambung kapal saat muncul ke permukaan," kata Kishi.

"Sangat disayangkan kapal selam MSDF bertabrakan dengan kapal komersial. '' ujarnya.

Dia mengatakan kapal selam, yang membawa sekitar 65 orang awak itu, untuk sementara kehilangan sinyal komunikasi karena kerusakan tiang antena.

Perdana Menteri Yoshihide Suga menginstruksikan pihak berwenang untuk memastikan apakah kapal itu aman, dan memberikan penyelamatan jika perlu.

"Kami akan mengambil setiap langkah yang mungkin," katanya kepada anggota senior partainya pada hari Senin, menurut Nikkei Asia . 

Kapal komersial itu meninggalkan tempat kejadian tetapi kemudian mengatakan kepada pejabat penjaga pantai Jepang bahwa kapal itu tidak mengalami kerusakan dan awaknya bahkan tidak merasakan dampaknya, kata Kishi.

Dia mengatakan penyelidikan sedang dilakukan, dengan Penjaga Pantai Jepang dan Badan Keselamatan Transportasi Jepang mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka juga telah meluncurkan penyelidikan atas kecelakaan itu. 

Analis RAND Corp dan mantan kapten Angkatan Laut AS, yang menganalisis gambar kerusakan tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa dampaknya akan membatasi kemampuan kapal selam.

'Saya tidak akan menyebut kerusakan itu "kecil". Kapal selam itu tidak bisa menyelam dan tidak bisa berkomunikasi, '' kata Martin melalui email ke jaringan berita. 

Kecelakaan itu terjadi hampir 20 tahun setelah kapal selam bertenaga nuklir AS menghantam dan menenggelamkan kapal penangkap ikan Jepang di dekat Honolulu, Hawaii.

Dalam kejadian itu, sembilan orang tewas, termasuk empat pelajar SMA.

Pada tanggal 9 Februari 2001, USS Greeneville melakukan demonstrasi permukaan darurat untuk tamu sipil di atas kapal ketika muncul di bawah Ehime Maru, sebuah kapal Jepang.

Dalam hitungan menit, kapal yang membawa siswa dan guru dari sebuah sekolah perikanan di Uwajima, Jepang, tenggelam.

Tim penyelamat menyelamatkan 26 orang dari kapal, dan Angkatan Laut AS harus membayar total $ 16,5 juta sebagai kompensasi kepada para korban dan keluarga mereka.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved