Perang Taiwan-China Semakin Nyata, Taipe Aktifkan Misil Untuk Hancurkan 8 Jet Tempur Negri Panda
Tampaknya China marah besar dengan ulah Taiwan yang diklaim sebagai salah satu Provinsi China yang telah bersekongkol dengan AS.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Perang China-Taiwan semakin nyata. China mengerahkan 8 jet tempurnya ke zona pertahanan udara Taiwan.
Tindakan Tiongkok tersebut merupakan bentuk reaksi keras China terhadap Taipe yang telah bersekongkol dengan Amerika Serikat.
Tampaknya China marah besar dengan ulah Taiwan yang diklaim sebagai salah satu Provinsi China yang telah bersekongkol dengan AS.
Namun, Taiwan yang menyatakan diri sebagai negara merdeka pun tak tinggal diam.
Untuk menghalau 8 jet tempur China, Taipe juga telah mengaktifkan misil penghancur jet tempur milik China.
Dilansir dari Daily Mail, delapan jet tempur China terbang ke zona pertahanan udara Taiwan pada hari Jumat karena aktivitas militer terus meningkat di sekitar pulau itu.
Angkatan udara Taiwan segera mengaktifkan sistem misilnya sebagai tanggapan terhadap empat J-16 dan empat JH-7, serta pesawat perang elektronik yang mendekati Kepulauan Pratas di bagian barat daya wilayah udaranya.
Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayah China, mengatakan pihaknya menanggapi apa yang disebutnya 'kolusi' antara Taipei dan Washington, pendukung dan pemasok senjata internasional utama Taiwan.
Angkatan udara Taiwan bereaksi dengan 'peringatan radio dikeluarkan dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan untuk memantau aktivitas tersebut,' kata kementerian itu.
Pesawat China terbang di sudut barat daya zona itu hampir setiap hari, meskipun serangan skala besar terakhir terjadi pada 24 Januari ketika 12 pejuang China terlibat.
Belum ada komentar langsung dari China.
Sesaat sebelum pernyataan kementerian, Taiwan mengumumkan perombakan pejabat keamanan senior termasuk menteri pertahanan baru yang dilatih AS, untuk membantu meningkatkan modernisasi militer dan upaya intelijen.
Presiden Tsai Ing-wen telah berjanji untuk mempertahankan pulau itu dan telah menjadikan modernisasi angkatan bersenjatanya sebagai prioritas, termasuk mengembangkan armada kapal selam baru, membeli pesawat tempur F-16 baru dari Amerika Serikat dan meningkatkan kapal perangnya.
Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Chiu Kuo-cheng, yang lulus dari US Army War College pada 1999, akan menggantikan Yen De-fa sebagai menteri pertahanan, kata juru bicara Kantor Kepresidenan Xavier Chang kepada wartawan.
Presiden mengharapkan Chiu menyelesaikan tahap berikutnya dari reformasi militer, termasuk perencanaan untuk 'perang asimetris,' yang berfokus pada senjata seluler berteknologi tinggi yang dirancang untuk membuat serangan China sesulit mungkin, kata Chang.
