Kisah Kapolsek Muda di Riau, Pernah Dihantam Ombak Bono Saat Menuju Lokasi untuk Padamkan Karhutla
Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 2014 ini, kini mengemban amanah sebagai Kapolsek Teluk Meranti, Polres Pelalawan.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Sementara itu, tim di darat tetap berupaya menyiram titik api tersebut dengan menggunakan berbagai alat seperti mesin sibahura, mini tohatsu, ministriker, robin dan lain-lain.
Dymas menyatakan, beberapa titik api sudah berhasil dipadamkan. Menurutnya, kerjasama dan koordinasi yang baik juga akan terus dilakukan guna menanggulangi Karhutla ini.
Pemuda kelahiran 2 November 1995 ini berkisah, ditengah tugasnya sebagai Korps Bhayangkara, hatinya saat ini cukup gundah.
Karena ia harus terpisah oleh jarak dengan istrinya yang sekarang sedang dalam keadaan hamil dan berada di Jakarta.
"Di Riau, kami tidak ada keluarga sama sekali. Jadi saya tempatkan istri saya sementara di Jakarta agar ada keluarga yang menjaga," tuturnya.
Tak jarang untuk mengobati kerinduan, ia menyempatkan diri untuk sekedar video call dengan istrinya dan orangtua. Meski terkadang komunikasi terkendala karena buruknya sinyal.
Siapa sangka sebelum menjadi polisi, Ipda Dymas Bagus Bimantara, dulunya bercita-cita menjadi anggota TNI.
Hal ini dikarenakan ayahnya, merupakan seorang anggota TNI, dan kini sudah purnawirawan dengan pangkat Peltu.
Ditambah, kakaknya juga merupakan anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
"Jadi itulah yang mendorong saya untuk menjadi seorang anggota TNI. Jadi saya mempersiapkan diri untuk mengikuti tes Akmil di tahun 2014. Sayangnya saya gagal di tes awal. Saat itu juga ada teman saya mengajak untuk ikut tes Akpol yang pada saat itu masih diperpanjang. Saya mendaftar dari Polda Jawa Timur," ulasnya.
Dikatakan Dymas dirinya saat itu sebenarnya tidak tahu sama sekali tentang kepolisian.
"Namun, Alhamdulillah saat tes saya merasa Allah SWT mempermudah langkah saya untuk menjadi anggota Polri. Sampai akhirnya saya masuk tes pusat mengalahkan lebih dari 8000 peserta dan yang dikirim kurang lebih 27 orang," ucapnya.
Sebelum berangkat ke Semarang untuk menjalani pendidikan, Dymas sempat mencuci kaki ibunya dan menciumnya. Dia memohon doa dan restu dari sang ibunda.
"Sampai akhirnya saya diterima masuk menjadi Taruna Akpol tahun 2014. Selama pendidikan 4 tahun di Akpol, semangat saya di dalam lemdik adalah keluarga saya, karena do'a mereka saya bisa menjadi seperti sekarang," ungkap dia.
Singkat cerita, saat tingkat 4, polisi muda ini bertemu kembali dengan teman kecilnya, yang menjadi istrinya sekarang.
