Gara-gara Utang Mahar Pernikahan, 8 Keluarganya akan Dibunuh, Pemuda Ini Lakukan Tindakan Nekat
Gara-gara utang mahar pernikahan, 8 keluarga akan dibunuh. Jadilah pemuda ini lakukan tindakan nekat. resikonya langsung ia rasakan
TRIBUNPEKANBARU.COM- daripada harus menerima kenyataan delapan keluarga akan dibunuh, pemuda ini akhirnya nekat menjual ginjalnya.
Uang yang ia terima sebesar 52 juta lebih itu kemudian dipakai untuk membayar mahar dan juga membayar utang.
Namun naasnya, ginjal sudah dijual, namun utangnya tak kunjung selesai. bahkan ia juga kini menderita karena ginjalnya yang tersisa satu juga sakit.
Tindakan nekatnya itu memang lebih dilatar belakangi persoalan mahar yang harus ia bayarkan.
• Demi Bayar Utang Uang Nikah, Najbullah Jual Ginjal agar Keluarganya Tak Dibunuh
• Dulu Jual Ginjal 400 Juta Usai Gagal Nyaleg, Begini Kabar Candra Saputra, Bagi-bagi Uang ke Pendemo
• Sebelum Beli Jetski, Azriel Diminta Jual Ginjal, Ashanty Meringis Dengar Keinginan Anang dan Anak
Sebab jika mahar tidak dipenuhi maka dijadikan utang. Jika sudah berutang, resikonya kemudian adalah keluarganya akan dihabisi.
Ketakutan dengan kondisi tersebut, ia akhirnya menjual ginjalnya, meskipun reskikonya ia tak lagi bisa bekerja.
Berikut ini kisahnya
Seorang warga Afghanistan di kota miskin Herat rela menjual ginjal, untuk membayar utang pernikahannya dan demi keselamatan keluarganya.
Najbullah (32) pria asal Faryab yang tinggal di kamp pengungsian Herat menjual ginjalnya seharga 300.000 Afghani (Rp 55,26 juta) untuk membayar utang pernikahannya.
Dalam adat setempat ia wajib membayar mahar untuk istrinya, dan jika tak bisa melunasi akan menimbulkan risiko pembunuhan.
"Ini akan berakhir dengan perselisihan di mana 8 orang akan dibunuh, jadi lebih baik saya kehilangan ginjal dan jadi setengah hidup," terangnya dikutip Kompas.com dari The Telegraph, Selasa (23/2/2021).
Ia menjual ginjalnya di rumah sakit setempat yang sering melakukan transplantasi. Orang yang mendapatkan ginjalnya adalah pria dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Mereka menyetujui persyaratan bersama.
Sejak operasi Najbullah tak bisa bekerja dan masih punya utang. " Ginjal saya yang satunya sakit sekarang," keluhnya.
Kebanyakan orang-orang Afghanistan yang menjual ginjal adalah korban perang yang mengungsi ke Herat dan bekerja sebagai buruh harian.
Di pinggiran kota miskin Herat di Afghanistan barat, setidaknya 32 orang dari 150 keluarga memiliki bekas luka operasi ginjal, kata Ebrahim Hakimi tetua setempat.
