Istrinya Ditarik-tarik ke Gudang Rongsokan, Hasan Langsung Bertindak Tegas
Tak terima istrinya ditarik-tarik ke gudang rongsokan, pria ini langsung bertindak, pertumpahan darah terjadi.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Tak terima istrinya ditarik-tarik ke gudang rongsokan, pria ini langsung bertindak, pertumpahan darah terjadi.
Hasan (36) warga Sawah Pulo Surabaya, sosok jagal sapi yang menghabisi nyawa Syaifudin Sahab (21) diduga karena cemburu.
Dari pengakuannya, Hasan sudah curiga dengan hubungan istrinya dengan korban melalui media Sosial Facebook setahun belakangan.
Saat kejadian, Hasan mengaku awalnya tak sengaja mengetahui sepeda motor istrinya di teras rumah korban saat mengantarkan daging ke daerah rumah korban.
Kemudian, terjadi cekcok dan dia melihat istrinya ditarik-tarik korban di sebuah gudang rongsokan sebelah rumah korban.
Saat itulah, Hasan yang terbakar cemburu dan amarah, langsung menusukkan sebilah pisau yang dibawanya ke perut korban.
Kini, Hasan telah ditangkap anggota Polres Tanjung Perak Surabaya.
Di sana, dia mengungkap semua motif dan permasalahan hingga terjadi pembunuhan.
"Sata lihat motor istri saya dituntun masuk ke rumah dia (korban).
Saya lihat dari jauh apakah ada istri saya.
Ternyata saya tunggu tidak keluar.
Akhirnya saya datangi dan masuk rumah," kata Hasan saat di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Setelah masuk, Hasan hanya mendapati motor istrinya terparkir di teras.
Sementara ia mendengar suara cekcok di samping rumah korban dengan istrinya yang merupakan gudang rongsokan.
"Saya langsung saja masuk ke gudang samping rumah itu.
Lihat istri saya ditarik-tarik," terangnya.
Karena tak mampu mengendalikan amarah, Hasan langsung saja mengeluarkan sebiliah pisau penghabisan yang biasa digunakan untuk bekerja.
Korban ditusuk pada perut bagian kiri dan dibacokkan ke tubuh dan lengan korban sampai tergeletak.
"Saya khilaf. Spontan saja. Langsung saya ajak istri saya pergi," tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum mengatakan jika hasil pemeriksaan saksi dan tersangka mengerucut pada motif cemburu.
Korban diketahui mengenal istri tersangka sejak setahun lalu melalui media sosial Facebook.
"Kenalnya lewat facebook. Sudah setahun lalu berkomunikasi via facebook," kata Ganis, Kamis (4/3/2021).
Disinggung apakah antara korban dan istri tersangka punya hubungan khusus, polisi mengaku masih mendalaminya.
"Masih kami dalami untuk hubungan antara istri tersangka dan korban. Yang pasti mereka saling kenal melalui media sosial," terangnya.
Kepada Husen, polisi menjeratnya dengan pasal 351 KUHP ayat 3 atau pasal 338 KUHP dengan ancaman hukum 15 taun penjara.
Kasus Pembunuhan Lainnya
Aksi pembunuhan sadis dengan kronologi yang sangat mengerikan dialami oleh seorang guru ngaja, atau Ustazah.
Ia mendapatkan sejumlah tusukan yang dilakukan secara brutal oleh pelaku yang masih punya hubungan keluarga.
Dikutip dari Bangkapos.com, seorang guru ngaji atau ustazah bernama Ramlah tewas dibantai seorang pria bersangkur hingga tewas.
Pembunuhan sadis ini terjadi di Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Sabtu (6/3/2021).
Pelakunya adalah Putra Pratama (21), seseorang yang masih punya hubungan keluarga dengan ustazah Ramlah.
Tak hanya itu, pelaku juga dengan beringas menyerang anak korban dan sepupunya.
Hal itu diungkapkan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Krisdiyanto SIK, Sabtu (6/3/2021).
Menurut Kapolresta, senjata tajam jenis sangkur tersebut dibawa tersangka Putra Pratama dari rumahnya.
Rumah pelaku hanya terpaut beberapa meter dari kediaman Ustazah Ramlah.
Tanpa diketahui permasalahan yang jelas, dari rumahnya tersangka langsung masuk ke rumah Ramlah dan bertemu dengan Nafiz (14) anak korban dan sepupunya Alifah (12).
Kebetulan keduanya sedang bermain bersama di dalam rumah korban.
"Tersangka yang dilihat oleh korban Ramlah masuk ke rumahnya dengan membawa senjata tajam
langsung berupaya untuk dicegah oleh korban dan sempat meminta kepada tersangka untuk tidak
menggangu anaknya yang masih kecil," terang Kombes Joko Krisdiyanto.
Pelaku yang sudah gelap mata itupun langsung menyerang guru ngaji tersebut dan menikamkan sangkur ke tubuh Ramlah hingga korban bersimbah darah.
Pelaku terus menyerang Ramlah, termasuk menikam anak Nafiz, anak korban dan Alifah yang ada di sana.
Anak korban Nafiz, terkena tikaman di leher kiri bagian belakang.
Sementara Alifah alami luka tusukan di telinga kiri bagian belakang.
Tersangka yang begitu brutal terus menyerang Ramlah, hingga guru ngaji itupun berusaha keluar rumah dalam kondisi penuh luka.
Ustazah Ramlah berusah menyelamatkan diri dan meminta pertolongan dari warga sekitar.
Pelaku Putra Pratama yang melihat korban ingin menyelamatkan diri, mengejarnya dan menghujamkan tikaman sangkur tersebut.
Darah dari tubuh Ramlah pun berceceran di samping dan di halaman rumah hingga akhirnya guru ngaji tersebut tersungkur di jalan.
Korban yang sudah tersungkur di jalan masih dihujamkan tikaman oleh tersangka ke bagian punggung korban.
Warga yang melihat hal tersebut berusaha membantu korban membawanya ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) kawasan Blangpadang, Banda Aceh, termasuk menangkap pelaku yang sempat diamuk massa.
Korban Ramlah diduga meninggal dunia dalam perjalananan menuju ke rumah sakit.
Pembunuhan sadis yang dilakukan Putra Pratama (21) pria warga Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, terhadap Ramlah (35) guru ngaji sekaligus kakak sepupunya itu masih menimbulkan tanda tanya.
Pasalnya, selama ini warga mengetahui antara pelaku dan korban yang masih ada hubungan saudara itu baik-baik saja.
Bahkan guru ngaji itu sering memberikan makanan kepada tersangka Putra.
Lalu, kesehariannya pelaku juga terlihat normal, tidak ada prilaku atau gejala yang menunjukkan ada gangguan psikologis.
Sehingga ada dugaan pembunuhan sadis yang tega dilakukan oleh tersangka, termasuk menikam anak korban Nafiz dan Alifah, sepupunya ada dugaan tersangka Putra dalam pengaruh narkoba saat melancarkan aksi brutalnya itu.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto SIK, melalui Kasat Reskrim AKP M Ryan Citra Yudha SIK, yang dihubungi Serambi, Sabtu (6/3/2021) mengatakan dari hasil tes urine tersangka yang dilakukan Jumat (5/3/2021) malam negatif.
"Hasil tes urinenya negatif," kata AKP M Ryan.
Untuk motif penikaman yang berakibat meninggalnya korban, menurut Kasat Reskrim Polresta ini juga belum diketahui. Lalu, untuk sejumlah saksi-saksi sudah dimintai keterangannya.
"Kalau sudah ada titik terang, apa motif dari kasus ini, kami akan segera sampaikan kepada rekan-rekan media, termasuk bagaimana kronologis kejadiannya," pungkas AKP Ryan
Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok Jagal Sapi Habisi Nyawa Pemuda Surabaya, Diduga Cemburu Istrinya Dipaksa Korban: Saya Khilaf, https://surabaya.tribunnews.com/2021/03/04/sosok-jagal-sapi-habisi-nyawa-pemuda-surabaya-diduga-cemburu-istrinya-dipaksa-korban-saya-khilaf?page=all.
Penulis: Firman Rachmanudin
Editor: Iksan Fauzi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/foto-ilustrasi-pelecehan-seksual.jpg)