Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Keberadaan Manusia Perak di Pekanbaru, Walikota: Kreatif Tapi Tetap Diawasi dan Bisa Ditertibkan

Walikota Pekanbaru Firdaus mengeluarkan pernyataan terkait manusia perak di Pekanbaru yang bermunculan di sejumlah perempatan lampu lalu lintas

Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Fernando Sikumbang
Keberadaan Manusia Perak di Pekanbaru, Walikota: Kreatif Tapi Tetap Diawasi dan Bisa Ditertibkan. Foto: Manusia Perak di Pekanbaru 

Ia menjadi manusia perak tergantung cuaca.

Dirinya juga harus kucing-kucingan dengan personel satpol pp bersama dinas sosial.

"Kita nengok itu juga, kalau ada kita ngga keluar. Was-was juga," paparnya.

Pria tersebut menjadi manusia perak di sekitar persimpangan lampu lalu lintas Living World dan Mal SKA.

Ia mengaku banyak dari pengendara cukup menghargai keberadaannya.

Ada juga sejumlah pemgendara mengajak Paing berbincang seputar dirinya sebagai manusia perak.

Ia tampil sebagai manusia perak selama tiga jam.

Saat lelah, Paing pun rehat sejenak.

Ia mengaku mampu menjadi manusia perak selama delapan jam.

Setiap harinya pria yang tinggal di sekitar kawasan Patung Kuda ini bersama beberapa rekannya tampil menjadi manusia perak.

Ia awalnya tertarik setelah melihat rekannya menjadi manusia perak.

Paing sendiri sebelumnya sempat menjadi pengamen di jalanan. Ia menyebut satu hari cuma bermodal Rp 12.000 untuk membeli cat.

"Seminggu cat tiga sampai empat hari, biasanya empat hari.

Terkadang ngaman juga awak," jelas pria yang sempat menjadi nelayan di Aceh.

Banyak dari rekannya sebagai manusia perak hanya untuk mencari uang demi kelangsungan hidup esok hari.

Menjadi manusia perak bukan tanpa kendala.

Paing mengaku setiap hari kesulitan membersihkan cat perak dari tubuhnya.

Dirinya terkadang harus menahan rasa sakit ketika hendak membersihkan noda cat dari kulitnya.

Apalagi saat matahari terik cat bisa masuk ke pori-pori kulitnya.

"Mau beberapa jam, kita kasih minyak dulu kan, habis itu mandi sabun. Bersihkannya dua jam lah," tuturnya.

Dirinya sebagai manusia perak berharap mereka dianggap sebagai seniman.

Mereka meminta pemerintah bisa menyediakan tempat khusus untuk berkreasi sebagai manusia perak.

Paing mengaku tidak selamanyanya bakal menjadi manusia perak.

Ia mengaku bakal cari pekerjaan lain yang sesuai dengan dirinya.

"Kalau mau kerja juga ngga milih-milih nanti, cocok ngga ada beban di hati ya kerja kita," tutupnya.

Artikel berjudul " Keberadaan Manusia Perak di Pekanbaru, Walikota: Kreatif Tapi Tetap Diawasi dan Bisa Ditertibkan " ini ditulis wartawan Tribunpekanbaru.com / Fernando Sikumbang .

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved